Setelah penetapan presiden dan wakil presiden terpilih, kabinet Jokowi-Ma'ruf ramai dibicarakan oleh publik. Walau Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Arsul Sani mengatakan, susunan kabinet baru akan dibahas setelah Jokowi bertemu tim kampanye di berbagai daerah. Akan tetapi, pembahasan kabinet kerja akan segera dilakukan demi kelancaran pelaksanaan program pembangunan.
Reshuffle kabinet kerja 2014-2019 akan segera terwujud dengan pertimbangan stabilitas politik dan evaluasi kinerja selama satu periode. Untuk kepentingan kinerja kedepan yang lebih baik, beberapa menteri akan diganti dengan alasan-alasan tertentu seperti kinerja yang kurang memuaskan, menteri yang sudah menjabat satu periode sehingga perlu regenerasi dan lain sebagainya. Sedangkan untuk menjaga stabilitas politik, partai-partai pendukung dipastikan mendapat jatah ditambah dengan lawan-lawan politik seperti Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional (PAN) yang diklaim telah mengakhiri koalisi dengan Prabowo-Sandi dan merapatkan barisan ke kubu Jokowi-Ma'ruf.
Untuk itu, beberapa menteri akan diberhentikan dan yang lain akan dipindahtugaskan dan sebagainya. Menurut pengamat dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno, bahwa menteri-menteri periode kedua kepemimpinan Joko Widodo akan cenderung didominasi oleh menteri yang memiliki latar belakang partai politik.
Alasannya adalah selama masa kampanye, partai-partai politik benar-benar memberi diri sebagai rudal dan penangkis rudal dalam menyerang lawan politik dan membendung serangan-serangan politik.
Tentang kualitas kader, hampir semua partai politik memiliki figur yang tidak diragukan untuk menduduki kursi menteri. Selain itu, dalam proses seleksi, dengan berbekal pengalaman selama satu periode, Jokowi dipercaya tidak kesulitan mengambil keputusan dalam penentuan menteri.
Menurut Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira, Menteri BUMN (Rini Soemarno), Menteri Perdagangan (Enggartiasto Lukita), Menteri Pertanian (Amran Sulaiman), Menko Perekonomian (Darmin Nasution), dan Kepala BKPM (Thomas Lembong) akan segera diganti dalam reshuffle kabinet kali ini dengan pertimbangan utama untuk dilakukan regenerasi.
Menteri BUMN (Rini Mariana Soemarno)
Wanita kelahiran Maryland, Amerika Serikat 61 tahun silam menjabat sebagai Menteri BUMN dalam kabinet Kerja Jokowi periode 2014-2019. Sebelumnya, alumnus Wellesley College, Massachusetts, Amerika Serikat ini pernah menjabat sebagai menteri perindustrian di era Megawati Soekarnoputri periode 2001-2004.
Rini Mariana Soemarno adalah salah satu menteri Jokowi yang berasal dari kalangan profesional atau non-partai, tetapi menengok pada karirnya di kabinet, Rini Mariana Soemarno diklaim memiliki kedekatan dengan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang juga Presiden Republik Indonesia ke-5, Megawati Soekarnoputri.
Untuk itu, kemungkinan untuk memberhentikan Rini Mariana Soemarno sangat kecil tetapi demi regenerasi dan stabilitas politik yang dipengaruhi oleh partai-partai pendukung yang bertambah seperti PSI dan Perindo serta anggota koalisi baru seperti PAN dan Demokrat, Rini Mariana Soemarno harus rela memberi posisinya.