Lihat ke Halaman Asli

Neno Anderias Salukh

TERVERIFIKASI

Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Penyebab Krisis Venezuela, Pelajaran untuk Politik Indonesia Saat Ini

Diperbarui: 8 Juni 2019   08:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Para demonstran yang membawa ketapel dan bom molotov dihadang pasukan keamanan di jalan raya yang membelah jantung kota Caracas, Venezuela, Rabu (3/5/2017)

Krisis ekonomi merupakan perubahan menuju sebuah kemerosotan ekonomi atau resesi. Ditandai dengan menurunnya Produk Domestik Bruto, Pertumbuhan ekonomi riil yang bernilai negatif selama dua kuartal dalam setahun.

Akibatnya, terjadi sebuah penurunan secara simultan pada seluruh aktivitas ekonomi seperti lapangan kerja, investasi, dan laba perusahaan. Resesi juga sering diasosiasikan dengan deflasi atau inflasi dalam sebuah proses yang dinamakan staglasi.

Negara-negara yang pernah mengalami krisis ekonomi adalah Meksiko pada tahun 1994, Argentina terjadi selama 4 tahun dari tahun 1999-2002, Amerika Selatan pada tahun 2002 dan Kamerun. Sedangkan Indonesia pernah mengalami hal ini pada tahun 1998 dan 2008.

Krisis ekonomi di Indonesia terjadi setiap 10 tahun sejak 1998 sehingga pada tahun 2018 Indonesia sempat dikawatirkan oleh beberapa tokoh nasional karena utang Indonesia melonjak begitu besar. Kekuatiran ini berdasarkan pada krisis ekonomi Indonesia pada tahun 1998 yang disebabkan oleh nilai tukar mata uang Rupiah yang kemah, terutama di Asia, yang tidak fleksibel serta tidak adanya sinkronisasi terhadap kurs dan pemutusan capital inflow (arus modal masuk).

Pada tahun 2008, krisis ekonomi disebabkan oleh akumulasi dari risiko perkembangan teknologi. Dengan siklus seperti ini, wajar bahwa Indonesia dikawatirkan tetapi tidak berarti bahwa Indonesia tidak percaya pada pengatur stabilitas keuangan dan ekonomi.

Dampak besar krisis ekonomi adalah bergantung pada barang impor dan masyarakat berpenghasilan rendah. Akibatnya, tidak mampu membiayai kebutuhan hidup sehari-hari.

Hal ini yang sedang dialami oleh Negara Venezuela. Sejak tahun 2016 negara ini mengalami krisis ekonomi hingga saat ini belum terselesaikan. Penyebabnya adalah Presiden Venezuela Nicolas Maduro mulai menjalankan sistem ekonomi mandiri dengan azas sosialisme. 

Namun berdasarkan laporan CNN Indonesia, kondisi politik dan sosial Venezuela semakin tidak stabil hingga saat ini. Akibat Nicolas Maduro, Aksi protes anti-pemerintah semakin meluas hingga puncaknya pada pertengahan 2017 lalu hingga menewaskan belasan orang.

Memang benar, politik yang diterapkan oleh Maduro merupakan salah satu penyebab krisis ekonomi yang berujung pada krisis kemanusiaan hingga saat ini.

Berawal dari partai sosialis Maduro yang hanya mendapatkan 55 kursi di Kongres dalam pemilu, memungkinkan Democratic Unity sebagai Mayoritas perolehan kursi akan memecat Maduro dan mengesahkan undang-undang reformasi. Hal ini tidak mungkin dirubah atau dibatalkan oleh Maduro.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline