Ajax jauh lebih baik dibandingkan Juventus di babak kedua. Kami berbicara mengenai pergi ke gym lalu menjadi yang kuat dan cepat, akan tetapi mereka semua bisa bermain dengan bola. Pada akhirnya, permainan cerdas yang akan keluar sebagai pemenang," ujar van der Vaart.
Laga yang menegangkan tersaji di Allianz Arena, Turin. Juventus yang dipimpin oleh Cristiano Ronaldo harus mengakui ketangguhan Ajax Amsterdam. Skor 2:1 berakhir dengan kemenangan oleh tim tamu, dengan sendirinya Ajax melaju ke babak final.
Kemenangan Ajax Amsterdam atas Juventus sebagai Ajax pembuktian kepada dunia sepakbola bahwa mereka bukan klub abal-abal. Kemenangan ini juga memberhentikan isu yang mengatakan "Ajax tim kecil, lawan-lawannya yang tidak kuat". Olokan atau hinaan ini menjadi suara terbanyak ditelinga. Oleh karena itu, mari kita melihat rekam jejaknya musim ini, Apakah lawan yang lemah atau Ajax yang kuat.
Liga Champion
Musim ini Ajax bergabung dengan raksasa Jerman-Munchen, wakil Portugal-Bengica dan utusan Yunani-AEK. Selama fase group, Ajax tampil sebagai tim yang mengejutkan mengingat di kompetisi Eropa Ajax sudah lama absen juara setelah terakhir kali mereka meraihnya pada musim 84/95. Kala itu, dengan pemain akademi mereka mampu mengalahkan Milan sebagai juara bertahan.
Sejak saat itu, kiprah mereka di Liga Champion tidak terlihat. Masa keemasan Ajax kembali pudar dan membutuhkan waktu 24 tahun untuk ikut meramaikan perburuan takhta di Benua Biru. Terbukti, saat ini Ajax siap untuk semifinal Liga Champion.
Pertandingan fase group musim ini, Ajax tampil tak terkalahkan. Menang dan seri masing-masing tiga kali. Bahkan, Bayern Munchen pun harus puas berbagi poin setelah pertandingan terakhir diakhiri dengan 3:3. Sebelum itu, di leg pertama Bayern Munchen dipaksa juga untuk puas dengan skor ingus meleleh.
Kepiawaian Ajax Amsterdam tidak terhenti disini. Pada pertemuan 16 besar atau fase knock-out, Ajax bersua sang juara bertahan Real Madrid. Leg pertama, Madrid menjadi tim pertama yang memberi kekalahan bagi mereka. Kekalahan ini merupakan satu-satunya kekalahan mereka di semua kompetisi. Namun di Leg kedua, sang juara bertahan harus gigit jari setelah dengan mudah Ajax menceploskan 4 gol ke gawang Tibaut Courtois.
Setelah kemenangan tersebut, banyak yang mengatakan Madrid lemah padahal Ajax tim kecil. Ajax seolah-olah tidak dianggap sebagai klub sepakbola yang memiliki pengaruh di Benua Biru padahal sejarah berkata lain, mereka tercatat memegang 4 Piala Champion dan 33 gelar Eredivisie.
Undian babak 8 besar yang dilakukan di Madrid, mempertemukan mereka dengan Si Nyonya Tua, Penguasa Italia. Kehadiran CR7 di Juventus menjadi ancaman bagi Ajax. Bahkan, Ajax di prediksi akan terhenti di babak 8 besar. Mengingat, performa CR7 di Liga Champion cukup terbilang hebat. Banyak pujian kepada mantan pemain Madrid ini bahwa ia adalah Dewanya Sepak Bola.
Setelah puas bermain imbang 1:1 di Belanda, Ajax kini bertindak sebagai tim tamu. Juventus sebagai tuan rumah yang diunggulkan malah di cungkir balik oleh daun-daunan muda Ajax.