Petani itu menyenangkan dan penuh dengan harapan.
Semua orang pasti tahu tentang Petani. Petani adalah seseorang yang bergerak di bidang pertanian, utamanya dengan cara melakukan pengelolaan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan dan memelihara tanaman, dengan harapan untuk memperoleh hasil dari tanaman tersebut untuk digunakan sendiri ataupun menjualnya kepada orang lain.
Pengertian ini merupakan pengertian dari Wikipedia. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Petani adalah orang yang pekerjaannya bercocok tanam. Jadi, Petani itu identik sekali dengan menanam. Ketika orang berbicara tentang menanam, dalam benaknya ada petani dan sebaliknya jika orang berbicara tentang petani, dalam benaknya ada petani.
Lain hal, di setiap pelosok, petani dianggap sebagai pekerjaan yang hina. Petani identik dengan tidak punya uang, makan hanya itu-itu saja, rumah yang kurang bagus. Bahkan, petani di cap miskin.
Hal ini bertolak belakang dengan identitas petani yang sebenarnya. Petani itu banyak makanan, petani itu banyak sayuran, petani itu punya banyak duit karena hasil penjualan dan seharusnya petani itu kaya.
Namun, kita harus mengakui realita bahwa kebanyakan yang berada dalam golongan miskin adalah petani. Entah apa instrumen yang digunakan lalu menempatkan petani dalam golongan tersebut. Akhirnya, Petani menjadi profesi yang tak terpandang.
Di Nusa Tenggara Timur, rata-rata masyarakat berprofesi petani. Petani di NTT selalu dianggap miskin. Akhirnya mereka dijebak dengan sebuah stigma yang kemudian mereka terkurung dalam suatu pola berharap tanpa ada usaha.
Ya, terlepas dari itu, saya hanya mau membahas apa sih keuntungan jadi petani. Saya berlatar belakang orang tua petani dan saya merasakan pahit dan manisnya jadi petani.
Petani itu mulia. Hidup sederhana dan bagi saya sangat cukup dan indah hidup sebagai petani. Namun, kebiasaan yang sering saya lakukan adalah mengaku kami orang miskin, saya hanya mendukung stigma pemerintah bagi kami dan tidak mau berlagak. Yang sebenarnya kami tidak miskin tetapi jika menggunakan instrumen pemerintah kami golongan kaum miskin.
Inilah keuntungan menjadi petani:
- Menjadi sumber makanan
Intinya adalah kerja kerasnya. Ayah dan ibu saya petani, setiap musimnya kami selalu memiliki lebih dari dua hektar kebun jagung. Hasil panennya dibagi dua yaitu makan dan jual. Kami menjualnya pada saat musim orang-orang kehabisan makanan. - Ada Alternatif Lain
Ketika anda mengalami kekurangan, selalu ada alternatif. Kami punya kebun yang bukan hanya tanam jagung tetapi juga padi dan kebun penuh dengan singkong, pisang, kelapa dan masih banyak tanaman yang hasilnya bisa diolah menjadi makanan atau dijual untuk membeli beras. - Tidak sibuk membeli sayuran
Kebun selalu ada persediaan sayuran. Ada daun singkong, jantung pisang, daun kelor, kacang-kacangan dan lain-lain.