Lihat ke Halaman Asli

Nenk Mawar

Saya hanyalah penulis receh yang tengah berperang dengan pena dan menggoreskan kata-kata

Alam Gaib

Diperbarui: 18 Agustus 2020   18:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: Rosidah binti Musa

Mobil yang di kendarai, Robi, Nisa, dan Susan kini melosok ke daerah yang tak mereka kenali. Sebelumnya mereka melewati lapangan sepak bola, dan Robi masih terus mengendari hingga akhirnya tersesat dalam lingkungan yang dipenuhi pepohonan tinggi dan jalanan pun tak bersahabat dengan mobil.


Mereka bertiga kebinggung, namun tidak dengan sang supir, Robi. Ia terus mengendarai padahal sahabatnya, Nisa berulang kali memberi tahu agar tidak memasuki kawasan itu. Tapi, Robi memaksa, bahwa jalan yang  dilalui itu adalah benar menuju rumah Irwan.

Hari pun semakin sore, matahari kini perlahan dilahap oleh pepohonan yang tinggi besar dan hanya ada sedikit cahaya dari lampu mobil yang mereka tumpangi. Seketika Susan dan Robi pun terpekik, begitu pun dengan Nisa.

"Ya Allah, Ya Rabbi ...."

Suara Nisa dengan gemetar melantunkan ayat suci Al-Quraan, di depan mobil Robi ada seorang wanita yang berlumuran darah. Namun mereka tak bisa melihat wajahnya, Susan yang duduk di depan bersama Robi meminta teman agar cepat mengendarai mobilnya karena wanita di depan tadi sudah menghilang.

"Kan sudah aku bilang, jangan lewat jalan ini. Kenapa kamu nggak percaya banget sih Rob." Susan masih terus ngomel, tapi Robi tak menggubrisnya. Maksud hati agar cepat sampai rumah Irwan di Subang, namun ternyata mereka tersesat.

Padahal Robi sudah terbiasa pulang pergi Jakarta-Subang, namun kali ini ia tersesat dan benar-benar dia tidak tahu jalan yang sekarang dilalui. Nisa di belakang tak henti-henti membaca ayat suci, "Rob kenapa sih dengan kamu? Kenapa nggak dengar kata kita ... kalau kaya gini, kapan kita bisa sampai?"

Mobil yang dikendarai Robi berhenti karena semua teman-teman perempuannya protes dengan pilihannya, "Bisa nggak kalian berdua jangan banyak bicara, sekarang kita cari jalan keluar dari tempat ini. Kita sudah berjam-jam di tempat ini ...."

Tiba-tiba dari kaca belakang mobil ada sesorang mengetuk, ketika kita bertiga menengik kebelakang dan ternyata seorang kakek yang sudah berumur ia membawa sebuah cangkul dan akhirnya Robi membuka kaca mobilnya.

"Maaf ada apa ya, Kek?" tanya Robi sedikit bingung.

"Kalian sedang apa di sini?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline