Lihat ke Halaman Asli

Nenk Mawar

Saya hanyalah penulis receh yang tengah berperang dengan pena dan menggoreskan kata-kata

Cerpen | Dara

Diperbarui: 11 Juni 2020   19:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: onlogdd.com

Oleh: Rosidah binti Musa

Gerimis diluar belum redah, semakin lebat. Ia menjulurkan tangannya dan membiarkan air hujan menyiram lebut jari-jemarinya.

"Dara!"

Suara itu membuyarkan lamunanya, dia pun berbalik dan menghapiri suster yang berdiri diujung pintu rumah sakit. Ia memutar kursi rodanya, tersenyum simpul menatap wanita berseragam putih.

"Waktunya minum obat, besok-besok bisa bermain hujan lagi. Sekarang harus minum obat terus istirahat."

Ia tersenyum dan menganggukkan kepala, suster pun membantunya mendorong kursi roda. Dia sangat kuat, meskipun bermacam penyakit pada tubuhnya ia tak pernah menyerah dan terus berjuang melawan penyakin yang kini telah merubah wajahnya seperti monster.

Dengan sergap, suster membantu duduk di atas ranjang. Sekarang ia terduduk bersandar bantal, dia tersenyum melihat suster yang tengah menyiapkan obatnya. Tangannya dengan lembut mengayunkan dan menyuapi Dara penuh kesabaran.

"Apakah, kau merindukan keluargamu?"

Lagi-lagi dia hanya menganggukkan kepalanya pelan, sesekali mengelap air minum yang menetes di bajunya. Suster itu menatap Dara penuh dengan kepiluan, hijab yang dikenakannya begitu cantik. Meskipun wajah telah berubah, bahkan hapir tak dapat melihat matanya. Benjolan besar, memenuhi wajah cantik.

Tangan Dara dengan sedikit gemetar, ia mengambil sebuah buku besar yang ada di bawa bantalnya. "Kau ingin apa?" tanya suster, "biar aku membantumu."

Dia pun membantu Dara mengambil buku yang berada dibawa bantal. Ia sangat tebal dan lumayan besar, dia penasaran dengan buku yang ada di tangannya. Namun ia tak berani untuk membuka buku yang bertulis dalam covernya the littel memory, dia menatap Dara dan bertanya buku apa yang ada ditangannya. Dara meminta suster itu membuka, matanya memberi isyarat untuk mengizinkan suster muda itu untuk membaca dalamnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline