Lihat ke Halaman Asli

Musim

Diperbarui: 24 Juni 2015   06:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

kau datang
memberi purnama pada kedua telapak tangan
meminta nyayian pagi
padahal malam masih memajang
embun mengurai paksa rambut
belahan dada krisik ceracau
" ku mu kamu mu ka "
kemudian kita membatu

tapak terus mengukir
hingga pada senja
bola mata pecah
membasahi cermin




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline