Lihat ke Halaman Asli

Panggung Kefanaan

Diperbarui: 24 Juni 2015   15:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ada yang menghabiskan hidupnya dalam semalam saja, dalam sebotol anggur di perapian.

ada yang menikmati kelezatan hati dari hasil curian,dalam rumah sahabatnya hanya demi kepuasan sesaat.

ada yang mengatakan " aku adalah angin, yang bisa sampai pada suatu tempat, kapan saja tidak ada yang tak mungkin , untuku dan untuknya.

ada yang ingin jadi anjing untuk mata-mata jalang, hanya demi mencairkan liur-liur kesepian.

ada orang yang dengan kodratnya menunggu malaikat Ijroil datang dengan lebih cepat,menggendong sisa tubuhnya untuk dijadikan suluh api neraka.

aku memandang dengan luka dan duka, menangisi airmata lelaki dan perempuan, pada panggung sandiwara.

perempuaku yang kesepian akhlak, menjilbabi tubuhnya, untuk menutupu liang rahim yang sudah busuk.

Tuhan itu sangat baik dan tidak sombong, Dia memberi jalan pada umatNYA untuk memilih gelap dan terang, bahkan dengan sangat baiknya Tuhan mengutus malaikat dan setan untuk merayakan pesta kefanaan.

Tuhan menyediakan apa saja,yang diminta umatnya tanpa kecuali pada ruang surga dan neraka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline