Suara gamelan mengalun, mengiringi Teh Dini yang menari dengan luwes. Teh Dini sejak duduk si kelas lima selalu rutin latihan menari, di bawah asuhan Mang Yaya, sahabat ayahku almarhum. Ayahku senang bermain kecapi, dan Mang Yaya adalah pelatih tari tradisional, dan memiliki grup gamelan sendiri.
Teh Dini sering kali diajak tour ke luar kota untuk menari, dan mendapat bayaran. Selain uang, Teh Dini juga suka membawa oleh-oleh makanan khas daerah yang dikunjunginya, pemberian yang empunya hajat.
Uh, keren sekali kakakku ini
"Ayo, kamu ikut nari, An!" Ibu selalu mendorongku untuk ikut menari.
"Gak mau, ah!"
Aku selalu mencari alasan untuk berkelit!
Menari? Oh, No!
Pernah aku ikut latihan menari, dan sakit pinggang setelahnya.
Menari ternyata membuatku pegal!
"Ayo, dicoba! Lama-lama jadi bisa!" Ibu membujukku. Beliau memegang tanganku, kemudian digerak-gerakkan menirukan tarian Teh Dini.