Lihat ke Halaman Asli

Neni Hendriati

Guru SDN 4 Sukamanah

Pendekar Samber Nyawa

Diperbarui: 19 Februari 2023   11:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Teeeet....!" alarm HP berbunyi kencang.

Cici menatapku.

"Aaaa, kok, cuma sebentar, sih!" keluh Cici.

Waktu bermain game selama 30 menit baginya sudah habis. Sekarang giliran Dede, adiknya. Mereka bermain gawai secara bergiliran, sambil kusuapi makan pagi.

Hap, hap, mereka akan makan dengan lahap. Mata mereka pun tak lepas dari gawai.

Akhir pekan, cucu-cucuku yang duduk di kelas satu SD dan TK Besar, selalu menginap di tempatku. Dan hari Minggu, mereka boleh main gawai secara bergiliran. Yang tidak kebagian main, boleh mengintip gawai yang dimainkan saudaranya, atau beristirahat.

Cici menyerahkan HP kepadaku. Wajahnya ditekuk. Kentara sekali kekecewaan di wajahnya.

Segera kustel alarm. Dengan sukacita, Dede menerima HP dan  menggeloso. Rupanya dia bermaksud bermain HP sambil tiduran.

"Loh, kok, sambil tiduran!" Cici protes.

"Kan giliran Dede, Ci!" aku mengingatkannya.

Cici melipat tangan di dada tanda tak setuju, bibirnya maju dua centimeter. Hehehe

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline