Lihat ke Halaman Asli

Neni Hendriati

Guru SDN 4 Sukamanah

Obrolan Sore

Diperbarui: 26 Oktober 2022   04:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Cuaca sore ini sangat dingin, hujan turun sejak tadi malam. Sambil menunggu suami pulang, segera kubuka HP, dan kulihat ada pesan via WA dari Neng Ai, guru SD Nagarasari.

“Teh, bisakah media digital menjadi jembatan untuk permohonan bantuan?”

Dia mengirimkan foto seorang perempuan, yang leher dan dadanya tampak menghitam. Ada bekas operasi di sana, dan beberapa benjolan, jelas terlihat.

Seketika aku terhenyak, dan merinding, membayangkan betapa kesakitannya perempuan dalam foto itu. Air mata tiba-tiba menggenang di pelupuk mata, teringat anakku yang nomor dua, yang telah berpulang karena kanker pembuluh darah.

Kutulis chat balasan.

“Duh, kasian, ini siapa, Neng? Apa penyakitnya?”

“Dia Dedah, muridku dulu waktu di SD. Dia tinggal di Cigeureung, jaraknya cukup dekat dengan sekolahan. Dia sudah memiliki putra dua orang, yang kini diurus oleh ibunya Dedah. Dedah sudah lama sakit, sudah dioperasi di RSHS, sampai sekarang masih tinggal di rumah singgah Bandung, diurus oleh suaminya. Praktis suaminya tidak bekerja. Kata ibunya, dia butuh dana untuk menebus obat.”

“Ada bantuan, nggak?” tanyaku.

“Ada bantuan dari BAZNAS, tetapi terbatas. Keluarga Dedah suka mengandalkan pemberian dari masyarakat, yang keadaannya sama-sama susah.”

“Kasihan sekali…”

“Iya, Teh. Dulu waktu kelas V SD, Dedah pernah dioperasi bibir sumbing. Ibunya hanya buruh tani dengan penghasilan yang tidak seberapa. Barangkali ada pihak yang tersentuh untuk memberikan bantuan.”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline