Lucunya hati yang terus berharap ini, yang terkadang menjadikan senyum atau air mata berebut tuk mengalir, sebentar berasa lega, sedetik kemudian kecewa, sebentar mengundang tawa, sekejab kemudian berganti lara
Terkirim sudah gambar itu, ringan tanpa beban, menghadirkan gemuruh kerinduan yang meradang, mendatangkan debar debar penuh kesan, pun sepaket kecemburuan yang menekan
Ya.. Tak lagi utuh hati itu bernaung, tak termiliki penuh raga itu menyanjung, tak kmbali jenuh pengharapan itu walau telah sampai di ujung
Waktu menggerus perlahan, pertemuan berubah menjadi jamuan tak berkesan, nyaris biasa tanpa basah, rasa terkikis pasrah, dan lagi lagi rindu terpasung manja, gairah seolah tergadai enggan menyerah
Riuh prasangka berdemo menuntut puja, belah belah praduga memanah tepat mengena, mengalirkan merah darah pecinta, sedetik kemudian mengaburkan jarak pandang raga dengan nyawa..
Sudut sebuah malam, Bz Mom. 5 okto 19
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H