Dahulu mungkin keruh
Tak tersentuh serat makna
Netra tajam penuh menghunus
Dendam tergenggam penuh suara
Kelopak mata hanya basah
Karena reruntuhan jiwa
Dari sepi, sunyi
Dan hampa yang terus menghampiri
Perihal janji manis
Yang digaungkan tiap purnama
Menunggu yang dicinta