Pipiku memerah
Jari manisku tampak menawan
Kedua orang tuaku saling berbangga
Dan kamu memenuhi ruang bahagiaku
Kala itu
Tentang kilas waktu
Aku yang terperangkap muara jiwamu
Kamu merajai janiji manis naluriku
Kilas waktu
Semua mawar telah ku musnahkan
Terbakar bersama tangisan