Planetarium terletak di Taman Ismail Marzuki Jakarta Pusat, yaitu yang beralamat di Jalan Cikini Raya No. 73. Di planetarium ini, kita dapat menyaksikan langit-langit di Planetarium yang menggambarkan langit bumi kita di malam hari yang dipenuhi bintang. Pertunjukan ini kita nikmati dalam ruangan yang seperti cinema dengan layarnya bukan di depan seperti halnya bioskop, tapi atas. Langit-langitnya yang berbentuk seperti kubah dan senderan tempat duduk yang dapat dimiringkan hingga hampir tertidur membuat kita benar-benar dapat menikmati pertunjukan di langit-langit planetarium. Selain itu, bahasa narator yang asyik dengan sedikit humor ringan benar-benar dapat mendinginkan suasana sehingga tidak terlalu serius dan berasa scientist sekali.
Di langit-langit planetarium kita dapat menikmati hamburan cahaya bintang yang menurut narator dapat kita nikmati di Jakarta jikalau tidak ada polusi udara dan polusi cahaya di kota Jakarta dan langitnya cerah. Tapi hal ini dirasa mustahil jika kita lihat kondisi Jakarta saat ini dan terlebih lagi saat musim hujan - karena saat kami menonton di Planetarium sedang musim hujan. Dalam durasi pertunjukan 1 jam tersebut, kita dibawa untuk menikmati langit Jakarta yang cerah di malam hari dan simulasi terbitnya matahari di ufuk timur hingga terbenamnya di ufuk barat. Pertunjukan juga menjelaskan mengenai meteor, komet, dan beberapa rasi bintang.
Salah satu meteor besar yang pernah jatuh di bumi adalah meteor yang jatuh di Amerika sekitar 49 tahun silam. Di planetarium juga kita dapat melihat batu meteor yang pernah jatuh di Pasuruan, Indonesia. Selain itu, kita dibawa ke galaxy untuk mempelajari planet-planet di tata surya dimana matahari sebagai pusat orbit planet-planet. Planet-planet di tata surya pun di kategorikan dalam tiga kategori, yaitu planet sejenis bumi, planet sejenis yupiter, dan planet kerdil. Melalui pertunjukan di planetarium ini pun saya baru mengetahui bahwa planet Pluto itu termasuk planet kerdil dan garis edar memotong garis edar planet lain yaitu planet Neptunus, sehingga tidak selamanya pluto menjadi planet yang terjauh dari bumi. Belajar banyaklah saya dari pertunjukan di Planetarium ini. Termasuk galaksi kita dengan pusat orbit matahari disebut galaksi Bima Sakti dan galaksi kita hanyalah satu dari sekian banyak galaksi di alam semesta.
Akhirnya, pertunjukan diakhiri simulasi petualangan mengarungi galaxi. Seolah-olah kita yang bergerak padahal kita masih ditempat dan hanya pertunjukan saja yang bergerak. Tapi petualangan ini mengakhiri pertunjukan dengan sangat berkesan, sehingga antrian yang panjang dan lama untuk membeli tiket di loket maupun antrian untuk menonton pertunjukan tidaklah percuma.
Saya dan teman-teman kos datang di hari terakhir libur sekolah natal dan tahun baruan, sehingga pengunjungnya banyak sekali dan antriannya panjang sekali. Selain itu, kami datang siang hari karena pagi hari kami ke Museum Joang 45 dulu. Banyaknya pengunjung yang datang menyebabkan penambahan 1 sesi pertunjukan pada hari itu dan kami termasuk di dalamnya, yaitu hari Sabtu jam 4 sore.
1 sesi pertunjukkan hanya tersedia 320 kursi sehingga jika sudah penuh kuota di sesi tersebut maka kita harus mengantri untuk jam di sesi berikutnya. Meski loket dibuka 1 jam sebelum pertunjukan tapi karena banyaknya pengunjung maka kita sudah mengantri dari waktu loket masih tutup dari waktu pertunjukan sesi sebelumnya. Jelasnya, kami antri dari jam 1 dan nonton pertunjukan jam 4 sore di hari Sabtu, tanggal 7 Januari 2012.
Jadwal Pertunjukan:
§Selasa - Jumat : setiap jam 16:30;
§Sabtu, Minggu dan Libur Nasional : setiap jam 10:00, 11:30, 13:00, dan 14:30;
§Hari Libur Nasional yang jatuh pada hari Jumat: Setiap : 10:00, 13:30, 15:00, 16:30;
§Senin : TUTUP untuk pemeliharaan;
Harga Tiket Masuk : Anak-anak Rp. 3,500; Dewasa Rp. 7,000
Setiap pengunjung hanya dapat membeli maksimal 6 karcis dan karcis yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan. Loket pun ditutup apabila tempat duduk yang tersedia habis terjual untuk sesi berikutnya.
Di saat hari libur, antrian di Planetarium menjadi panjang sekali, makanya tidak heran jika antrian loket disediakan tempat duduk yang disusun seperti labirin:
Setelah berhasil membeli tiket kita harus langsung antri pertunjukan supaya kita dapat memasuki teater segera dan memilih tempat duduk pertama kali. Saran saya pilihlah tempat duduk yang paling belakang jika Anda dapat memilih.
Akhir kata, bersyukurlah jika Anda tidak perlu mengantri panjang misal dengan datang pagi-pagi dan bukan hari libur sekolah atau libur nasional. Selamat menikmati pertunjukannya yang spektakuler J
Baca juga blog saya tentang Gedung Joang 45 untuk tujuan wisata Anda karena lokasinya berdekatan dengan Planetarium.
Posted in my blog too: http://nengsih16.wordpress.com/2012/01/17/planetarium/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H