Bagi negara luar, Indonesia adalah negara "raksasa" dengan jumlah populasi terbesar di dunia. Bahkan terbanyak ke-4 dunia setelah India (1,4 miliar), Tiongkok (1,4 miliar), dan Amerika Serikat (340,1 juta). Indonesia sendiri memiliki jumlah penduduk mencapai 277,7 juta jiwa.
Dengan jumlah penduduk sebanyak itu bisa dibilang Indonesia menempati posisi strategis sebagai negara ekonomi terbesar. Tidak tanggung-tanggung menempati peringkat 16 di dunia.
Demikian mengemuka dalam diskusi IndoTelko bertema "Strategi Indonesia menjadi Digital Hub Asia", Rabu 6 Desember 2023, secara virtual.
Commerce Director Lintasarta Fitrah Muhammad, yang menjadi pembicara dalam diskusi itu, menyampaikan, jumlah populasi Indonesia masih "belum seberapa" jika dibandingkan pada 2045. Diprediksi di tahun itu, bonus demografi dengan jumlah pekerja usia produktif mencapai hampir 200 juta.
"Modal ekonomi dan populasi saat ini ternyata masih akan mencapai puncaknya pada beberapa tahun ke depan. Momentum ini harus dipersiapkan sebaik-baiknya agar Indonesia bisa mencapai potensi digital terbaiknya pada 2045 dan seterusnya," paparnya.
Menurutnya, untuk mencapai potensi tersebut, ekonomi digital jadi salah satu parameter utama yang perlu didorong. Mengapa? Karena, secara global, India, China dan Asia Tenggara diprediksi akan jadi negara-negara yang pertumbuhan ekonomi digitalnya paling cepat.
"Melihat beberapa parameter dari aspek digital seperti pengguna dan konsumen internet, Gross Merchandise Value (GMV), dan revenue dari profit ekonomi digital, Asia Tenggara konsisten menujukkan tren positif. Sementara India dan China cenderung stagnan," urainya.
Itu artinya, kata dia, bukan tidak mungkin dalam beberapa tahun mendatang Indonesia dan negara Asia Tenggara lain bisa memimpin digital hub di Asia. Terlebih seluruh potensi dan modal untuk mencapai potensi digital terbaik Indonesia sudah ada dalam digital roadmap 2020-2024.
"Roadmap ini adalah framework untuk memperkuat kesiapan digital Indonesia, salah satunya untuk mendukung digital hub," sebutnya.