Lihat ke Halaman Asli

Tety Polmasari

TERVERIFIKASI

ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja

Segera Beramal Saleh Sebelum Datang Tujuh Perkara

Diperbarui: 14 Juni 2023   03:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen pribadi


Usai shalat subuh berjamaah, dilanjutkan dengan Kajian Islam Ahad Subuh atau yang biasa disingkat KISAH. Pada Minggu 11 Juni 2023 atau 22 Dzulqaidah 1444 H di pekan kedua mengupas kajian tafsir dengan tema "7 Sebab Menyegerakan Amal Shaleh".

Kajian disampaikan oleh Ustadz Rikza Maulan. Lc, MA. Berikut kajiannya:

Rasulullah bersabda, "Bersegeralah dengan amal-amal shaleh sebelum 7 perkara. Apakah kalian menunggu (beramal) sampai tiba kefakiran yang dapat melupakan, atau menunggu datangnya kekayaan yang dapat menimbulkan kesombongan, atau menunggu sakit yang dapat merusak, atau menunggu tua renta yang melemahkan, atau menunggu mati yang mengakhiri segalanya, atau menunggu datangnya Dajjal, yang menjadi fitnah terburuk yang dihadapi manusia, atau menunggu datangnya hari kiamat, sedangkan Kiamat adalah sesuatu yang amat berat dan amat menakutkan " (HR. Imam Turmudzi)

Ustadz mengingatkan tujuh hal tersebut jangan sampai membuat kita lalai mengerjakan amal shaleh. Karena Allah ketika menciptakan manusia hidup di dunia tujuannya adalah memang untuk beramal saleh, beribadah di dunia. Apapun kondisinya.

Sebagaimana firman Allah dalam surat Az Zariyat ayat 56, "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepadaKu". Allah mengingatkan kita untuk tidak melupakan kehidupan di dunia untuk tujuan akhirat.

Adapun tujuh perkara yang dimaksud dalam hadist tersebut, yaitu:

1. Jangan menunggu fakir

Fakir adalah keadaan seseorang yang tidak memiliki harta atau miskin  Kefakiran sering melalaikan manusia dari banyak kebaikan karena sibuk mencari rezeki atau mencari nafkah. Ia melupakan perkara-perkara dalam hidupnya.

Miskin itu bukan hanya berarti dari berpunya menjadi tidak berpunya. Bisa juga berarti penurunan finansial. Misalnya, dulu kita punya double x sekian gaji, double digit. Karena memasuki masa pensiun, tidak lagi mendapatkan gaji sebesar itu. Mungkin dapat pensiun, tapi jumlahnya jauh menurun.

Kekurangan ini juga meliputi sandang, pangan, papan. Kadang susah buat menyekolahkan anak. Mau sekolah di negeripun mahal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline