Lihat ke Halaman Asli

Tety Polmasari

TERVERIFIKASI

ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja

Gerakan Dapur Mustikarasa Ajak Ibu Kembali Memasak untuk Anak dan Keluarga

Diperbarui: 29 Mei 2023   19:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi FOI

Foodbank of Indonesia (FOI) menginisiasi gerakan kampanye Dapur Mustikarasa, di Museum Bahari, Jakarta Utara, Sabtu 27 Mei 2023. Bagi FOI yang berulang tahun ke-8 di hari itu, peringatan Hari Kebangkitan Nasional, menjadi moment yang tepat untuk menyuarakan kampanye tersebut.

Kampanye ini mengajak para ibu di seluruh Indonesia untuk memuliakan kembali kegiatan memasak bagi anak dan keluarga dengan menggunakan bahan pangan lokal dan rempah-rempah khas nusantara untuk gizi yang lebih baik.

Jika ditelusuri, permasalahan kelaparan pada anak di Indonesia dapat disebabkan oleh dua hal. Pertama, tidak adanya akses pada pasar karena terbatasnya daya beli terhadap makanan bergizi. Kedua, berubahnya preferensi pangan generasi masa kini yang lebih memilih membeli makanan jadi dibandingkan mengolah makanan sendiri dari bahan sekitar.

"Pergeseran preferensi ini karena kurangnya pengetahuan terhadap sumber pangan dan rempah sekitar dan gaya hidup serba praktis," ujar Hendro Utomo, pendiri Foodbank of Indonesia.

Istilah Mustikarasa sendiri bukanlah istilah baru. Istilah ini pernah dipopulerkan oleh Bung Karno. Ya, Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno. Pada 1967, Presiden Soekarno merancang satu buku yang memuat resep masakan asli Indonesia. Buku tersebut berjudul Mustika Rasa.

Buku  Mustika Rasa tidak hanya berisi resep makanan khas Indonesia, tetapi juga memuat informasi seputar dapur dan pangan. Bagaimana cara mengupas bahan-bahan pangan, seperti mengupas singkong dan ubi. Termasuk asal muasal bahan pangan tersebut.

Presiden Soekarno terkenal sebagai pemimpin negara yang menjunjung tinggi kuliner Indonesia. Ia juga sosok yang sangat cinta kuliner Indonesia. Melalui buku itu, Bung Karno berharap kekayaan kuliner dan pangan Indonesia tetap berlanjut dan terjaga.

"Bung Karno bilang, di Indonesia mestinya tidak ada kelaparan. Kita punya banyak sumber pangan lokal, rempah-rempah yang melezatkan dan menyehatkan,
serta potensi pangan berlebih dari dunia usaha," lanjut Hendro.

Sebanyak 2/3 wilayah Indonesia yang lautan juga kaya ikan bergizi tinggi. Belum lagi keanekaragaman umbi-umbian milik Indonesia yang ternyata paling kaya di dunia. Sayur dan buah lokal tumbuh di seluruh tanah Indonesia yang subur.

Kekayaan kuliner Indonesia itu dari Sabang sampai Merauke. Dari dulu hingga sekarang tidak akan ada habisnya. Beragamnya olahan yang dipadu dengan bumbu dan rempah-rempah khas daerah membuat Indonesia dijuluki sebagai surganya para penikmat kuliner.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline