Lihat ke Halaman Asli

Tety Polmasari

TERVERIFIKASI

ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja

Mengenal dan Menangani Skoliosis

Diperbarui: 8 April 2023   03:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemaparan dr. Omar Luthfi, SpOT(K) Spine (dokumen pribadi)


Skoliosis adalah kelainan pada tulang belakang. Tubuh tampak asimetris terlihat dari tulang belakang melengkung atau miring/condong ke satu sisi. Ditandai dengan bentuk punggung yang melengkung menyerupai huruf C atau S.

Selain itu, bahu tampak tinggi sebelah, panggul tampak tinggi sebelah, tulang belikat tampak lebih menonjol pada salah satu sisi dan jarak pinggang ke lengan tidak sama pada sisi kanan dan kiri.

Dokter Omar Luthfi, SpOT(K) Spine, tim medis Spine Center RS Premier Bintaro, menjelaskan, skoliosis biasanya menimbulkan keluhan ringan, namun dapat berkembang menjadi lebih parah seiring pertambahan usia.

"Jika tidak ditangani, lengkungan skoliosis yang sangat parah dapat menimbulkan kerusakan sendi dan nyeri berkepanjangan," jelas dr. Omar Lutfhi Sp.OT(K) Spine, Kamis 6 April 2023 dalam sesi diskusi 'Mengenal dan Menangani Skoliosis' yang dilanjutkan dengan buka puasa bersama.

Dikatakan, sekitar 90 persen kasus skoliosis  tipe adolescence ditemukan pada remaja dengan rentang usia 11-18 tahun. Skoliosis sering kali mulai tampak paling progresif pada puncak masa pertumbuhan remaja.

Untuk kondisi lainnya seperti infantile (1 persen) terjadi pada bayi usia 0-3 tahun. Ada juga jenis juvenile (3 persen) terjadi pada anak-anak usia 4-10 tahun. Sementara itu, kasus yang terjadi di usia dewasa "hanya" sekitar 6 persen.

Namun, risiko terkena skoliosis jauh lebih besar pada remaja putri dan wanita dibanding pada remaja putra. Rasionya 10 berbanding satu. 

dr. Omar Lutfhi SpOT(K) Spine (dokumen pribadi)

Terutama, remaja putri setelah mendapatkan menstruasi pertama. Biasanya, jelang menstruasi pertumbuhan tulang anak di usia remaja cukup cepat dan berpengaruh pada kondisi tulang belakang.

Menurutnya, belum diketahui secara pasti apa penyebab skoliosis ini. Kalau faktor genetik diduga "hanya" menyumbang 20-30 persen kasus skoliosis.

Selebihnya yang 70-80 persen belum diketahui pasti atau idiopatik. Namun, ada juga penderita yang alami skoliosis sejak lahir, proses penuaan, hingga gangguan sistem saraf dan otot.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline