Lihat ke Halaman Asli

Tety Polmasari

TERVERIFIKASI

ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja

Upaya Keluarga Mencegah Kekambuhan Pasien Gangguan Jiwa

Diperbarui: 30 Januari 2023   15:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi pendampingan pasien gangguan jiwa| Shutterstock via Kompas.com

Jumat 27 Januari 2023, saya menemani kawan saya menjemput anaknya yang dirawat selama 2 pekan di RS Jiwa H Marzoeki Mahdi, Bogor, Jawa Barat. Kebetulan informasi bahwa anaknya sudah diperbolehkan pulang berasal dari saya.

Kamis kemarin saya ditelepon pihak rumah sakit mengabarkan perihal tersebut. Nomor kontak saya memang disertakan jika nomor kontak kawan saya sulit dihubungi. Saya sampaikan informasi ini kepada kawan saya.

"Jemputnya harus Jumat. Terserah mau pagi, siang, sore, atau malam, yang penting Jumat. Jangan besok. Soalnya anak loe tahunya dijemputnya Jumat. Kalau nggak sesuai dikhawatirkan akan membuat bad mood dan memengaruhi mentalnya," kata saya mengutip penjelasan petugas.

"Ok. Siap," balas kawan saya yang seorang single parent ini.

Anak kawan saya ini dirawat karena mengalami gangguan jiwa skizofrenia yang ditandai dengan munculnya gejala yang lebih cenderung negatif. Berhalunisasi, cenderung ingin bunuh diri, emosi yang meletup sehingga kesulitan membuat keputusan.

Baca juga: Suatu Hari di IGD RS Jiwa

Ruang Shinta (Dokumentasi pribadi)

Jumat pukul 10.00 WIB sampailah kami di RSJ. Setelah menemui petugas sekuriti dan menyampaikan maksud kedatangan kami, petugas mengarahkan untuk menyelesaikan administrasi kepulangan pasien. Ia menunjukkan gedung yang harus kami datangi.

Meski biaya perawatan dicover BPJS Kesehatan, tetap ada administrasi yang harus diurus untuk menandakan pasien yang dimaksud sudah diperbolehkan pulang.

Selesai, kami pun ke ruang Shinta, tempat anak kawan saya dirawat. Ini adalah ruangan peninggalan zaman Belanda. Meski bangunan tua tapi terlihat masih kokoh.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline