Seberapa sering kita membuang makanan yang sebenarnya masih layak untuk dikonsumsi. Karena hanya nafsu, tidak jarang kita mengambil makanan dalam porsi lebih bukan secukupnya.
Namun, ternyata makanan tersebut tidak kita habiskan dengan alasan kenyang dan tidak sanggup lagi untuk menghabiskannya.
Sudah bisa ditebak, sisa makanan ini akan berakhir di tong sampah. Tahu tidak, ternyata Indonesia tercatat menjadi salah satu negara yang suka membuang-buang makanan. Menyedihkan, bukan?
Apa dampak dari perilaku tersebut? Ternyata, makanan terbuang ke tempat sampah berdampak pada percepatan panas bumi. Selain itu, hilangnya kesempatan bagi 61-125 juta orang untuk mendapatkan akses pada pangan.
Setidaknya begitu laporan Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN). Dalam laporannya, pada 2021 ada sebanyak 8,03 juta ton dibuang ke tempat sampah. Di Jakarta sendiri, kemubaziran pangan di tahun 2020 mencapai 1,4 juta ton (SIPSN, 2021).
Tidak mau melihat pangan terbuang begitu saja, Foodbank of Indonesia (FOI) atau Bank Pangan Indonesia pun bergerak. Dalam memperingati Hari Bumi Sedunia 2022, Senin 25 April 2022, FOI mengajak para mitra bersama-sama menyelamatkan bumi.
Pendiri FOI, M Hendro Utomo, menjelaskan, kegiatan ini bertujuan untuk membangun kesadaran dan mengajak lebih banyak pihak bergerak bersama mengurangi kemubaziran pangan, menyelamatkan bumi dan mengakhiri kelaparan.
Secara simbolis, pedagang sayur dan dunia usaha menyerahkan bahan pangan berlebih kepada FOI. Para pedagang mendonasikan pangan segar yang tidak terjual hingga menjualnya dengan harga yang lebih murah kepada bank makanan (FOI).
Para pedagang berkomitmen untuk mengurangi kemubaziran pangan yang dapat dimanfaatkan untuk mengurangi kelaparan pada masyarakat yang membutuhkan.
Hadir dalam kesempatan ini, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta, Suharini Eliawati, Direktur Utama Perumda PD Pasar Jaya, Arief Nasrudin, perwakilan dunia usaha, JNE & Superindo, para pedagang Pasar Tebet Timur, relawan FOI, dan media.