Lihat ke Halaman Asli

Tety Polmasari

TERVERIFIKASI

ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja

Mau Kasih Rating 1? Pikir-pikir Dulu!

Diperbarui: 12 Februari 2022   08:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen pribadi

Sepekan lalu, setelah menuntaskan perawatan wajah dan gigi di salah satu klinik di jalan Melati Raya, Depok, Jawa Barat, saya pun pesan taksi online. Mau pulang dong. 

Tadinya, saya menawarkan kawan saya, yang juga tetangga jauh, naik angkot saja. Kalau dihitung-hitung lebih irit naik angkot. Beda 15.000 sih. Lumayan juga kan buat beli beras 1 liter dan telur 1/4 kg. Hahaha....

Eh, kawan saya tidak mau. Masa habis perawatan wajah naik angkot, panas-panasan, terpapar debu. Tidak asyik banget sih. serunya seraya tertawa. Kalau naik mobil taksi kan adem.

Ok. Saya pun memesan taksi online. Kebetulan kami tinggal satu kompleks. Hanya beda sektor saja. Saya sektor Berlian, dia sektor Mirah. Karena rumah kami cukup jauh, saya sering menyebutnya dengan tetangga jauh.

"Mau mampir ke rumah gue dulu, atau langsung balik ke rumah loe, biar gue set titik antarnya ke rumah loe?" tanya saya yang dijawab mampir ke rumah saya dulu. 

Setelah menunggu beberapa menit, tibalah taksi online yang kami pesan. Selama perjalanan, kami mengobrol dengan driver yang bernama Budi. Obrolan yang ringan-ringan saja.

Dari obrolan-obrolan itu terungkap betapa penilaian berupa rating dari pengguna aplikasi ojek atau taksi online ternyata berdampak cukup signifikan bagi pengemudi.

Rating yang diukur melalui pemberian jumlah bintang satu hingga lima dapat memengaruhi kerja pengemudi. Terkadang, hal-hal sepele yang sebenarnya bisa disampaikan ke driver secara langsung, bisa membuat rating jadi jelek.

"Saya pernah nih Bu, bawa penumpang perempuan. AC nya memang saya pasang di angka satu, khawatir penumpang tidak suka dingin, kan banyak juga penumpang yang tidak suka dingin  eh usai order saya malah dikasih bintang 1 dengan alasan AC tidak dingin," ceritanya.

Inginnya dia, penumpang tinggal bilang kalau AC kurang dingin. Kalau penumpangnya ngomong dan menyampaikan dengan baik-baik, kan dia akan memutur ke level 2 atau 3. Ini kan diam saja. Jadi, dipikirnya tidak ada masalah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline