Lihat ke Halaman Asli

Tety Polmasari

TERVERIFIKASI

ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja

Kata Pakar, Indonesia Memasuki Gelombang Ketiga Covid-19, Puncaknya Februari - Maret

Diperbarui: 6 Februari 2022   09:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Prof Fachmi Idris, M.Kes (hasil tangkapan layar)

Indonesia dalam bayang-bayang gelombang ketiga pandemi Covid-19. Alarm ini nyata adanya. Kondisi akan berimbas pada sistem kesehatan Indonesia. Ada tekanan yang luar biasa ketika memasuki puncaknya.

Begitu persoalan yang mengemuka dalam webinar "Perkembangan Terbaru Omicron: Indonesia Harus Berbuat Apa?", Jumat, 4 Februari 2022, malam.

Webinar yang dimoderatori Dr. Zaenal Abidin Ketua Umum PB IDI 2012-2015, ini diadakan oleh Majelis Pimpinan Pusat (MPP) Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Bidang 6 (Kesehatan, Perempuan, Anak, dan Pemuda), 

Ketua Koordinasi bidang MPP ICMI, Prof Fachmi Idris, M.Kes, dalam pengantarnya menyampaikan, saat ini tingkat keterisian rumah sakit memang masih rendah. 

Namun, harus diingat kataristik Omicron ini sangat mudah menular dibandingkan Delta. Itu terlihat dari angka peningkatan kasus harian yang sangat cepat.

"Varian Omicron itu menyebar cepat, maka kasusnya pun akan sangat  banyak. Meski persentase yang terkena Covid membutuhkan rumah sakit kecil, akhirnya secara kuantitas juga tetap tinggi," kata mantan Direktur Utama PT. ASKES (Persero)  ini.

Kalau sebelumnya di pertengahan Desember, kasus Omicron muncul karena imported cases. Artinya virus yang dibawa dari orang luar negeri atau pelaku perjalanan luar negeri (PPLN).

Namun, setelah berlangsungnya waktu, sekarang sudah terjadi penularan di komunitas. Diduga penularan di komunitas sudah lebih dari 20 persen.

Makin banyak kasus kian banyak juga orang yang perlu dirawat, baik secara isoman mandiri di rumah maupun di berbagai rumah sakit.

"Dengan penyebaran yang cepat itu, dikhawatirkan penularan di tingkat komunitas tinggi. Akibatnya, banyak tenaga kesehatan tertular di rumah tinggal mereka," tegasnya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline