Tahun Baru Imlek memang identik dengan kue keranjang, mie panjang umur, dan jeruk. Namun, ada salah satu hidangan terpenting yang wajib tersaji di tahun baru umat Konghuchu ini: ikan bandeng!
Namun, menyajikan ikan bandeng saat perayaan Imlek menjadi tradisi warga Tionghoa yang tinggal di Indonesia. Jadi, hanya di Indonesia saja. Di negara China, sajian ikannya bukan jenis bandeng.
Ikan bandeng yang sudah dimasak ini disajikan di malam perayaan Imlek. Biasanya, masyarakat Tionghoa berkumpul satu keluarga di meja makan untuk menikmati ikan bandeng tersebut.
Bagi masyarakat Tionghoa, ikan adalah sumber keberuntungan dan rezeki. Mengonsumsi ikan saat Imlek diharapkan bisa membawa kemakmuran dan rezeki melimpah di tahun baru.
Dalam bahasa Mandarin, ikan disebut dengan "yu" atau "yoo". Artinya, surplus atau berlimpah. Itu sebabnya, ikan bandeng dianggap sebagai lambang harapan dan keberuntungan yang wajib disantap saat Imlek.
Semakin besar ikan yang dibeli menyimbolkan semakin besar rezeki yang diharapkan akan diperoleh di tahun mendatang.
Alasan lain, karena bandeng memiliki duri banyak. Duri-duri ini melambangkan kehidupan manusia yang berliku. Juga menunjukkan rumitnya kehidupan.
Karena itu, perlu kehati-hatian dan kesabaran demi menikmati hasil yang memuaskan. Seperti halnya kita saat melewati kehidupan ini harus berhati-hati agar selamat.
Sikap kehati-hatian ini juga menggambarkan agar kita tidak putus asa menghadapi segala rintangan. Duri yang banyak juga menggambarkan rezeki tidak akan ada habisnya.
Dalam kebudayaan.kemdikbud.go.id, disebutkan mengonsumsi ikan bandeng dalam hidangan Imlek hanya ada di Indonesia. Tradisi tersebut tidak ada dalam kultur warga negara Tiongkok.