Olympic Winter Games atau Olimpiade musim dingin. Biasanya, meski dingin tapi hangat. Para peserta dari berbagai negara saling berangkulan hingga tercipta hubungan yang hangat, meski dalam suasana dingin.
Bagaimana dengan Olimpiade Beijing 2022 yang digelar pada 4 - 20 Februari 2022? Sepertinya sih memanas. Dingin tapi panas. Bagaimana tidak? Sejumlah negara Eropa memboikot ajang empat tahunan itu.
Sebut saja Amerika Serikat, Jerman, Kanada, Australia, Denmark, Inggris, Jepang, dan beberapa negara lainnya. Negara-negara itu memboikot dengan tidak mengirimkan kontingennya.
Mengapa? Ini buntut dari perlakuan China atau Tiongkok terhadap Uighur. Salah satu suku minoritas resmi di Republik Rakyat Tiongkok.
Negara-negara itu protes terhadap pelanggaran hak asasi yang dilakukan oleh China, tuan rumah penyelenggara Olimpiade Musim Dingin (beberapa negara yang lain beralasan menghindari Covid-19).
Karena, ada lebih dari satu juta orang muslim Uighur yang telah ditahan di kamp-kamp penahanan massal. Di kamp-kamp ini diduga telah terjadi penyiksaan dan pelecehan seksual.
Karena diboikot, otomatis pesertanya jadi sedikit. Jadi "sepi". Tidak ramai seperti biasanya. Sepi tapi ramai. Ramai tapi sepi. Sepertinya Olimpiade ini akan berlangsung dingin sebagaimana namanya.
Namun, sebaliknya, hubungan diplomatik antara China dengan negara-negara itu sepertinya mulai "memanas". Biasanya, gelas yang dingin jika dituangkan air panas, gelas bakalan retak, atau bahkan pecah. Apakah kondisi ini akan menjadi gambaran seperti itu?
Jika sejumlah negara memboikot olahraga musim dingin itu, bagaimana dengan Indonesia? Banyak juga yang mempertanyakan apakah Indonesia akan ikut mengirimkan wakilnya atau tidak?
Olimpiade musim dingin atau event yang mempertandingkan cabang olahraga musim dingin untuk seluruh peserta, ini memang menjadi salah satu agenda olahraga yang ditunggu oleh banyak dunia.