Lihat ke Halaman Asli

Tety Polmasari

TERVERIFIKASI

ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja

Belajar Tahsin, Ragam Hukum Bacaan Gharib

Diperbarui: 31 Oktober 2021   12:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen pribadi

Sabtu (30/10/2021) pagi, jadwal saya belajar tahsin, yaitu cara membaca Alquran dengan  baik dan benar sesuai tajwid. Kali ini, pembelajaran dilakukan secara online, bukan offline. Pembagian jadwalnya, 3 kali online, 1 kali offline.

Alhamdulillah...buku materi Mutqin "Panduan Mudah & Tepat Membaca Al-Qur'an" yang disusun Rumah Tajwid Indonesia, sudah saya tuntaskan hari ini. Itu berarti, belajar tahsin berikutnya bukan lagi memakai buku materi, tetapi Alquran.

Dalam pelajaran tahsin kali ini, saya mencatat tentang ragam hukum membaca Alquran yang masuk ke dalam kategori bacaan gharib. Gharib sendiri artinya tersembunyi atau samar atau sesuatu yang tidak dikenal, sesuatu yang aneh, sesuatu yang sulit dimengerti atau sulit dipahami.

Maka menjadi wajar, jika bacaan-bacaan yang ada di dalam gharib hanya bisa ditemukan satu contoh saja di dalam Alquran atau beberapa, tetapi sangat sedikit.

Itu sebabnya, bacaan gharib perlu penjelasan khusus karena pembahasannya yang samar. Meskipun tidak banyak buku tajwid yang membahas hukum ini, umat muslim sudah semestinya memahami hukum bacaan gharib.

Dokumen pribadi

Kata Ustadzah Zahra Faiza, guru tahsin yang mengajari kami, di dalam Alquran terdapat ayat yang cara membacanya tidak biasa. Bukan karena ada kesalahan atau mengada-ada, melainkan lebih kepada mengikuti bagaimana Rasulullah membaca Alquran.

Sebagaimana kita pahami dan yakini, Alquran diturunkan kepada Nabi Muhammad. Karena itu, kita harus membaca Alquran sebagaimana Rasullullah membacanya.

Bacaan gharib ini sudah dimulai sejak turunnya Alquran kepada Nabi Muhammad SAW pertama kali yang disertai dengan pembacaan sempuna dari pembawanya, yaitu Malaikat Jibril.

Karena itu, kita harus mempelajari tata cara bacaannya agar tidak terjadi kesalahan dalam membaca ayat Alquran. Salah membaca berarti salah pula artinya, tidak pada semestinya.

"Tentang gharib ini, apa yang ada di dalam buku mutqin kita belajar sesuai dengan riwayat Al Hafsh dari 'Ashim jalur asy Syatibiyah. Di riwayat lain selain jalur asyatibiyah, boleh jadi berbeda cara membacanya. Ada yang berbeda ada yang sama. Saya menyampaikan sesuai riwayat yang saya pelajari," terangnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline