Lihat ke Halaman Asli

Tety Polmasari

TERVERIFIKASI

ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja

Hasil Tes Antigen Negatif, Bukan Berarti Bebas Covid-19

Diperbarui: 17 Juli 2021   13:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen pribadi

Hasil swab antigen negatif? Eits hati-hati. Jangan senang dulu. Bisa jadi itu negatif palsu. Banyak kasus. Contohnya ibu saya. Beberapa kali swab antigen hasilnya negatif. 

Bahkan, ketika sudah berada di IGD RS Jantung Diagram Siloam Cinere, Depok, karena dalam keadaan tidak sadarkan diri, hasil swab antigennya tetap negatif.

Padahal, dokter sudah menduga ibu saya positif Covid-19. Setidaknya jika mendengar suara ngorok ibu saya yang menandakan ada masalah di paru-parunya. Dan, berdasarkan hasil PCR, terbukti positif.

Nah, gara-gara hasil swab antigen negatif palsu ini saya jadi lengah. Menyakini diri bahwa ibu saya baik-baik saja, bahwa ibu saya tidak terkena Covid-19. 

Gara-gara negatif palsu ini juga saya mengabaikan gejala Covid-19 yang dialami ibu saya. Semisal demam berhari-hari yang bahkan suhunya mencapai 39 derajat selsius, dan mengaku tidak bisa mencium aroma minyak kayu putih. 

Tapi saat itu, ibu saya tidak mengalami sesak napas, namun mengalami lemas, yang untuk duduk saja butuh bantuan. Sesakit-sakitnya ibu saya, tidak pernah seperti kesusahan seperti ini.

Bagaimana saya tidak abai, wong dokter yang memeriksa hasil cek darah ibu saya saat kontrol bilang baik-baik saja. Bagaimana saya tidak lengah, setelah berkonsultasi dengan beberapa dokter spesialis juga bilang demikian. 

"Kalau ibu terkena Covid-19, dengan suhu 39 derajat selsius dan komorbid jantung, hipertensi, diabetes, ibu pasti sudah pingsan, anfal. Kalau ibu terkena Covid-19, seharusnya dari awal sudah terdeteksi. Jadi, bukan karena virus corona, tapi sesuai dengan hasil lab," terang dokter spesialis paru.

Mendengar penjelasan ini ya saya jadi tenang. Tidak berpikir ibu saya terkena Covid-19. Itu sebabnya, saya saat mengurus ibu saya terkadang pakai masker, terkadang tidak. Ibu saya juga begitu.

Sebenarnya saya mulai curiga ibu saya kena Covid-19. Saya berencana melakukan test PCR untuk memastikannya sebagaimana disarankan relasi saya, dr. Zaenal. Tapi alat untuk test PCR di klinik dekat rumah habis, disarankan besoknya. 

Saya sudah meminta untuk test PCR di rumah mengingat kondisi ibu saya. Eh, ternyata ibu saya sudah kehilangan kesadarannya. Meski bernapas dan ngorok, nyatanya ibu saya dalam keadaan tidak sadar. Akhirnya ibu, saya larikan ke rumah sakit.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline