sering terucap aku Pancasila
tapi di balik jendela
di dalam isi kepala
aku melanggar sila demi sila
uang rakyat yang aku kelola
aku tilep dengan beragam pola
gampang itu karena aku bukan pemula
tak perlu risau, pasti ada yang membela
terus terang aku bagaikan serigala
membiarkan ketimpangan merajalela
melupakan dosa, melupakan pahala
yang berani menghadang kan kubuat gila
jangan tanya soal asusila
setiap napas yang menghela
sudah kuatur tanpa kendala
kugilir bagaikan piala
hahaha menggema seisi aula
tawaku bagaikan drakula
mengerikan tapi dia rela
di telinganya ibarat gesekan biola
perbuatan tercela
bagiku nirmala
membiaskan bianglala
di atas cakrawala
bersandar aku duduk bersila
sambil menonton liga sepak bola
ditemani kopi panas tanpa gula
dan cerutu yang menyala
di ujung senjakala
samar-samar Pancasila
