Selasa (11/5/2021) kemarin, menjadi hari terakhir kegiatan Tilawah Bareng (TiBar) secara online yang diadakan DKM Masjid Al Ihsan Permata Depok. Kemarin, membaca Alquran sudah sampai pada surat terakhir, surat ke-114, yaitu surat an-Nas.
Selama Ramadhan masjid di kompleks tempat saya tinggal ini memang memiliki sejumlah kegiatan, salah satunya TiBar ini. Hampir satu bulan kegiatan ini diadakan untuk mengisi bulan Ramadhan dan sebagai upaya menghidupkan Alquran dalam kehidupan sehari-hari.
"Supaya kita masih bisa belajar walaupun dengan kondisi apapun," kata guru tahsin ustadzah Zahra Faiza yang akrab disapa ibu Icha ini.
Agar lebih fokus, jumlah peserta dalam satu kelompok dibatasi. Dalam kelompok saya ada sekitar 7 peserta dengan dipandu guru tahsin yang begitu telaten dan sabar memandu kami.
Syarat mengikuti kegiatan yang diadakan usai shalat Subuh ini harus lancar membaca Alquran yang sesuai tadjwid. Mengapa, karena kegiatan ini dibatasi waktunya sekitar 1,5 jam sementara masih ada kelompok lain di jam berikutnya yang sudah terjadwal.
Baca juga:
Tilawah Bareng Online Solusi Saat di Rumah Saja
Selama hampir sebulan belajar mengaji yang baik dan benar melalui aplikasi zoom itu, ternyata beberapa di antara kami masih ada yang salah. Di antaranya cara mengucapkan huruf ghain, tho, shod yang kurang tepat. Pengucapan huruf qolqolah juga masih kurang tepat.
Saya, misalnya, saat mengucapkan huruf ghain bersukun masih saja kurang benar. Mengucapkan huruf ghain berharakat benar, tapi saat huruf itu mati, selalu belum tepat. Berulang kali guru mengaji mengajarkan cara mengucapkan yang benar, masih kurang tepat juga. Kadang benar, eh kadang kembali ke semula.
"Terus saja dilatih. Memang butuh waktu, apalagi sudah bertahun-tahun kita terbiasa dengan mengucapkannya seperti itu. Tinggal pembiasaan saja. Anggap saja ini pertanda Allah lagi sayang sama kita. Mengulang-ulang memperbaiki kesalahan membaca kan dapat pahala," kata guru tahsin yang akrab disapa Ica ini.
Dikatakan, Allah tidak melihat hasil, yang dilihat adalah prosesnya. Jadi, kami diminta untuk tidak berkecil hati untuk terus belajar mengaji dengan baik dan benar. Satu huruf yang salah diucapkan terus diperbaiki meski harus berulang Allah mencatatnya sebagai pahala buat kita.
Itu baru satu huruf, belum huruf-huruf yang lain, belum lagi kalau kita lancar membacanya, belum lagi kalau kita juga turut mengajarkan kepada yang lain. Berapa ganjaran pahala yang Allah hadiahkan buat kita? Allah sungguh Maha Baik.
Saya sendiri masuk "kelas" TiBar suka telat. Bukan karena malas. Tapi saya menyimak dulu bacaan surah yang dikirimkan guru mengaji di group TiBar. Biasanya dikirim malam, cuma karena malam saya sudah teler, saya menyimaknya di saat kelas dimulai.