Hari ini, Jumat (12/3/2021), saya menghadiri agenda pertemuan yang diadakan Kementerian Koperasi dan UKM di Ole Suites Hotel & Cottage, Darmawan Park, Sentul, Bogor, Jawa Barat. Saya tiba di saat jadwal makan siang.
Jadi, sesampainya di sini saya pun diarahkan ke ruang makan. Di sini, tersaji aneka makanan. Saya perhatikan ada tumis kangkung, mujaer sambal ijo, telur rebus, ayam goreng, soto, dan sambal goreng.
Di bagian kanan tersedia aneka dessert, salah satunya rujak buah. Wow rujak? Rasanya saya sudah lama tidak makan rujak. Kasihan banget yak saya. Jadi, selera saya pun langsung tergugah.
Tanpa aba-aba rujak berisi potongan jambu air, nanas, kedongdong, bengkuang, mangga, mentimun terhidang di piring. Tak lupa dilumuri bumbu rujak.
Saya pastikan rujak adalah makanan favorit hampir semua orang. Makanan yang ada di tiap daerah di nusantara, dengan resep beraneka ragam. Jenis makanan tradisional yang tidak lekang oleh waktu. Makanan yang sering dihadirkan dalam tradisi-tradisi masyarakat.
Rujak juga kerap diidentikkan dengan perempuan yang tengah hamil muda. Biasanya rujak menjadi menu wajib yang harus ada. Setidaknya berkaca pada masa-masa saya hamil tiga bulan pertama.
Buah-buahan ini disajikan bersama dengan bumbu berupa sambal yang terbuat dari kacang, cabai rawit, gula, asam, dan bahan-bahan pelengkap lainnya.
Perpaduan rasa segar dan asam dari buah-buahan serta rasa pedas dari sambal membuat rujak begitu menggiurkan dan banyak yang menyukainya.
Hmmm...rujak yang menggugah selera. Saya pun mencobanya. Mangga dan kedongdong agak asem, ah biasa ini mah. Saya coba nanas yang tidak terlalu manis, tapi setelah dicocol bumbu rujak, rasa manis tersamarkan, tapi tetap enak.
Lalu melahap mentimun, jambu air dan bengkuang yang rasanya sedikit tawar karena dikenal dengan buah yang lebih banyak mengandung air. Meski tawar, tidak perlu ditawar-tawar tetap nikmat.