Lihat ke Halaman Asli

Tety Polmasari

TERVERIFIKASI

ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja

Pengalaman Terbang Saya: Menangis, Tegang, Terpesona

Diperbarui: 18 Januari 2021   02:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen pribadi

Pertama kali saya naik pesawat itu seingat saya ketika usia saya 5 tahun. Waktu itu, naik Merpati Nusantara Arlines (MNA) dengan rute Ujung Pandang -- Jakarta. Saya lupa untuk keperluan apa.

Karena saya terus menangis, entah karena takut naik pesawat, entah takut ketinggian, jadilah selama perjalanan itu saya dipangku ayah saya, bukan duduk, tapi berdiri di koridor pesawat!

Saya masih ingat, kalau terdapat sedikit guncangan, tangan ayah saya langsung memegang sandaran kursi. Tapi seingat saya perjalanan mulus-mulus saja. Jadi apa yang saya tangisi?

Pramugari sudah berulang kali menawari saya permen, tapi saya menanggapi dengan tangisan. Mungkin pramugarinya heran, anak kecil kalau nangis dikasih permen biasanya langsung diam. Lha saya?

Kalau ingat peristiwa ini, saya suka geli sendiri. Memangnya naik bus berdiri? Bagaimana reaksi penumpang lain yang mendapati saya terus menangis. Apakah merasa terganggu? Tapi mereka diam saja tuh.

Saya lupa ketika mendarat apakah ayah saya tetap berdiri? Pastinya sih duduk dan tidak mungkin juga berdiri karena saat mendarat kan hempasan cukup keras dan bisa membuat penumpang berdiri terhempas.

Saya mulai sering naik pesawat ketika sudah bekerja karena sering ditugaskan ke luar kota. Baik atas permintaan kantor atau permintaan kementerian, lembaga, organisasi, atau swasta. Dan, saya senang-senang saja. Tidak ada kekhawatiran akan terjadi apa-apa.

Bagi saya yang sudah cukup lama menekuni profesi saya, lebih dari 25 tahun, terbang dari daerah dan pulau mana saja dan ke mana saja di seluruh Indonesia sudah saya jalani. Dari Sabang sampai Marauke. Dari pulau besar hingga pulau terluar dan terpencil.

Dokumen pribadi

Menggunakan pesawat dengan jenis, model, kelas, dan maskapai berbeda -- termasuk Sriwijaya Air dan Batik Air, pun sudah saya alami juga. Dari tipe Boeing, Airbus, hingga ATR. Dari duduk dekat jendela, di tengah, dekat selasar, dekat pintu darurat, dekat ekor pesawat atau toilet, juga sudah saya rasakan.

Naik helikopter, Herkules, dan pesawat kepresidenan saja yang belum saya rasakan. Kalau naik pesawat pribadi sih sudah pernah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline