Lihat ke Halaman Asli

Tety Polmasari

TERVERIFIKASI

ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja

Ibuku dalam Sebaris Pantun

Diperbarui: 22 Desember 2020   23:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

ke pasar beli bunga melati
tak lupa beli buah pepaya
duhai ibuku yang baik hati
kulihat wajahmu selalu bercahaya

jalan-jalan naik perahu
jangan lupa pakai topi
duhai ibu yang banyak tahu
kasihmu padaku tiada bertepi

di langit terlihat bintang
angin bertiup dengan perlahan
pesan ibu janganlah ditentang
nanti kau tak disayang tuhan

malam-malam minum kopi
sambil bersila menikmati alam
duhai ibunda berlesung pipi
cintamu padaku begitu dalam

makan buah pepaya rasanya manis
dimakan bersama di atas dipan
kalau bukan karena ibuku yang humanis
aku tak mungkin raih masa depan

ada pelangi di langit biru
warnanya indah di mata
meski ibuku bukanlah guru
ia selalu mendidikku dengan cinta

rembulan terlihat tertutup awan
senyumnya tetap bercahaya
ibuku memang bukanlah hartawan
tapi ajarannya selalu berbudaya

gadis cantik membawa palu
digoda pemuda berkaca mata
kata ibu jangan seperti benalu
agar hidup selalu dipenuhi cinta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline