Lihat ke Halaman Asli

Tety Polmasari

TERVERIFIKASI

ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja

Intensitas Komunikasi Guru dan Orangtua Tentukan Kualitas Belajar Online

Diperbarui: 9 Oktober 2020   18:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen pribadi

Kemarin, Kamis (8/10/2020), saya sampai rumah sore. Baju saya basah kuyup karena hujan begitu deras. Mulai saya turun dari angkot, saya sudah disambut hujan deras. Dan, saya tidak bawa payung. 

Jadilah saya berbasah-basah menuju depan minimarket di area kompleks rumah, untuk menumpang berteduh. Ternyata hujan tak kunjung reda. Lalu saya meminta anak saya menjemput karena suami belum pulang kerja. 

Dua anak saya memang menjemput saya dengan satu payung yang mengembang. Lha mengapa cuma satu payung? Bisa dibayangkan satu payung diisi tiga orang di saat hujan kian deras. Sudah bisa dipastikan baju saya kian basah.

"Bun, aku main hujan-hujanan ya," kata Annajmutsaqib, anak kedua saya. 

"Aku juga ya bun, main hujan-hujanan," timpal si kecil dengan senyum lebarnya. 

Saya pun mengizinkan. Saya tidak pernah melarang anak saya mau main hujan-hujanan. Yang penting, tidak dilakukan pas hujan turun. Tunggu beberapa menit, baru boleh. 

Jadi sepanjang perjalanan pulang saya dan anak-anak saya basah-basahan. Menembus genangan air dengan tertawa riang. 

***

"Bun, Aliya belum kirim tugas hari ini," begitu pesan dari ibu Wali Kelas yang masuk ke WhatsApp saya. Aliya adalah anak saya yang paling kecil.

"Iya Bu Nur, mohon maaf, saya baru saja sampai rumah. Aliya nggak mau didampingi kakaknya. Maunya nunggu saya pulang aja katanya. Mohon ditunggu ya bu," balas saya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline