Lihat ke Halaman Asli

Tety Polmasari

TERVERIFIKASI

ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja

Buka Ruang Dialog agar Anak Merasa Bahagia dan Gembira

Diperbarui: 23 Juli 2020   16:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Selamat Hari Anak Nasional...

Ya hari ini, Kamis (23/7/2020) kita memperingati Hari Anak Nasional (HAN) yang kali ini tidak ada "kemeriahan" seperti tahun-tahun sebelumnya. Karena masih pandemi Covid-19, peringatan HAN bertema Anak Terlindungi, Indonesia Maju dengan tagline #AnakIndonesiaGembiradiRumah, ini dilakukan secara sederhana. Itu pun diadakan secara virtual.

Bagi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), peringatan Hari Anak Nasional ini dimaknai sebagai kepedulian seluruh bangsa Indonesia terhadap perlindungan anak Indonesia agar tumbuh dan berkembang secara optimal, dengan mendorong keluarga Indonesia menjadi lembaga pertama dan utama dalam memberikan perlindungan kepada anak.

"Melalui kepedulian dalam menghormati, menghargai, dan menjamin hak-hak anak tanpa diskriminasi, serta memastikan segala hal yang terbaik untuk pertumbuhan dan perkembangan 79,55 juta anak Indonesia secara optimal," kata Menteri Bintang Puspayoga.

***
Sebagai orang tua saya bersyukur, saya masih bisa membuat anak-anak saya -- Putik Cinta Khairunnisa, Annajmutsaqib, Fattaliyati Dhikra, merasakan kegembiraan dan kebahagiaanya dalam pengasuhan saya, dan tentu saja bersama suami saya.

Sebagai generasi penerus bangsa, anak memang harus selalu diliputi kebahagiaan agar kelak ketika tongkat estafet pembangunan bangsa ada di tangannya, disambutnya dengan penuh gembira pula.

Bagi saya, memenuhi kebutuhan anak tidak semata-mata hanya dalam bentuk materi. Perlindungan dan perwujudan kesejahteraan psikis juga sangat penting. Bagaimana saya memberikan sentuhan kasih sayang, memosisikan diri selevel dengan anak, dan menempatkan anak sebagai teman berdiskusi di tengah derasnya arus teknologi informasi.

Saya tidak ingin anak saya merasa hidup sendiri dalam "kesendiriannya", lalu menarik diri dari pergaulan dan keramaian. Itu sama saja artinya anak terkungkung dalam penderitaan.

Sebagai generasi penerus bangsa, kualitas anak-anak harus dipersiapkan sedemikian rupa dan dimulai sedari usia dini. Masa tumbuh kembang anak harus optimal dengan membiarkan anak-anak tinggal di lingkungan yang aman, nyaman, dan tentu saja bahagia. Dan, semua itu dimulai dari keluarga terkecil.

Memang butuh komitmen kuat untuk bisa mencetak generasi-generasi unggul yang bahagia, berprestasi, dan berakhlak manusia. Meski tugas melahirkan anak-anak generasi penerus bangsa ada di sosok ibu, namun sejatinya membangun keluarga bahagia dan sejahtera tugas kedua orangtua.

Bagaimana agar anak-anak bergembira dan bahagia? Menurut saya, membuat anak bahagia tidak melulu dengan memberinya kemewahan dengan segala kenyamanan dan kemudahannya. Karena, tidak jarang anak yang disirami dengan kemewahan ternyata tak membuatnya bahagia. Ia malah merasa kesepian, terabaikan, kurang diperhatikan, dan (semoga ini tidak terjadi) depresi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline