Lihat ke Halaman Asli

Ketika Cinta Salah Sasaran

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sore itu aku bergegas menuju stasiun kereta. Padatnya lalu lintas ibu kota, membuatku merasa ingin secepatnya meninggalkan kota ini. Tapi.. ups! sepertinya ada yang tertinggal.

Bukan! bukan koper atau ranselku yang tertinggal. Tetapi separuh hatiku masih tertinggal di kota yang penuh dgn kenangan ini.

Sambil bergelut dengan kemacetan menuju stasiun kota, pikiranku melayang kepada satu nama yang ada di lubuk hatiku yg paling dalam. Bagus.

Aku mengenalnya sejak kelas 2 SMA. Entah ia memang kharismatik atau apa.. tapi pastinya hatiku kini sudah terpaut dengannya. Tidak begitu ganteng, tapi ya.. ganteng sih. Tapi.. sikapnya itu yg membuat kepribadiannya terlihat sangat menarik di mataku.

Dan sampai detik ini, sayangnya hubungan kami hanya sebatas teman. Tidak lebih.
Aku tak pernah tahu bagaimana perasaan dia terhadapku. Aku yang mencintainya diam-diam. Aku yg slalu mengaguminya dari jauh..

Taksi pun akhirnya sampai di stasiun. Aku berlari menuju kereta senja utama yg akan membawaku ke jogja. Ya, aku akan kuliah di kota itu.

Kulirik jam tanganku, 10 menit lagi kereta berangkat. Aku menghela nafas panjang. Kini aku sudah duduk di kursiku sambil memandang ke arah luar dari jendela kereta, berharap ada Bagus disitu..

Waktu berlalu dan orang yg kucintai tak juga muncul untuk sekedar memberi salam perpisahan. Aku kecewa.

Pluit sudah berbunyi tanda kereta mau jalan.
Tapi.. hey lihat siapa itu! ada Reno sedang berlari ke arahku. Reno itu sahabatnya Bagus. Kuharap ia membawa kabar gembira untukku :)

Reno mengetuk jendela kereta tempatku duduk. Ia mengucapkan sebuah kalimat, tetapi kurang jelas apa yg dia katakan.

Aku trus berusaha memahaminya, tetapi kereta sudah bergerak pelan tanda mau berangkat. Reno berlari mengejar keretaku, dan melemparkan sebuah kertas dari celah kaca.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline