Lihat ke Halaman Asli

Isti

https://zonapsiko.wordpress.com

Dumay Mengacaukan Orientasi Sosial

Diperbarui: 24 Juni 2015   13:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13684637621857204430

Picture: detik.inet.com

Dumay-dunia maya sungguh serupa gula-gula dan candu bagi penikmatnya. Murah dan mudahnya memperoleh fasilitas untuk mengaksesnya menjadikan individu mengarah sebagai makhluk antisosial, alih-alih memperluas jaringan sosial. Di angkot, bus, kantor, halte, dan di tempat-tempat yang umumnya dipandang sebagai sumber keramaian kini berubah sepi. Dari ujung ke ujung setiap orang asyik dengan dunianya sendiri. Ada yang tersenyum simpul, cekikikan, komat-kamit, bahkan terbahak dengan tidak menghiraukan dunia riil yang mereka pijak. Sungguh fakta yang membuat tercengang. Di rumah, tak ada lagi berbagi cerita antar anggota keluarga. Meskipun ada, porsinya amat jauh berkurang, bahkan sangat mungkin terjadi hanya fisik yang tampak berdekatan, sementara pikiran dan perasaan tenggelam bersama teman dan sahabat dumay nya. Atau setiba di rumah langsung mengunci kamar karena tak sabar mengunjungi teman-teman dumay. Sangat mungkin pula gambaran berikut terjadi. Di dalam mobil, sebuah keluarga yang ingin menikmati week end bersama malah menciptakan suasana aneh dan canggung. Tak ada bedanya, hanya perjalanan yang sepi untuk kemudian menuju tempat yang akan juga sepi karena masing-masing lebih memilih berinteraksi dengan sesama penghuni dumay. Hanya si ayah yang menyetir mobil dalam hening. Isteri di sebelahnya asyik ngerumpi dengan gadgetnya, anak-anak di belakang membisu dengan smartphone di genggaman. Tak pernah berbeda, sepanjang perjalanan tetap sepi hingga jenuh menghantar mereka tidur. Kasihan si ayah. Wajarlah jika individu sekarang menjadi lebih individualistis. Keluarga dan sahabat yang benar-benar riil di hidupnya justeru terasa begitu jauh, sementara sahabat dumay dalam jaringan sosialnya terus bertambah setiap menit dan semakin terasa begitu dekat dan akrab. Sebaliknya, di kehidupan nyata, keakraban sesungguhnya, saling sapa semakin menghilang. Kondisi ini kemudian memunculkan beragam perilaku negatif seperti sarkasme lewat tulisan dengan menggunakan bahasa yang menusuk telinga. Di dumay begitu bebasnya menebar caci maki bahkan bagi seseorang yang berusaha menahan diri untuk tidak melakukannya di kehidupan riil. Ada semacam rasa nyaman dalam persembunyian identitas. Bahwa pihak kedua tidak benar-benar mengenal sosoknya, maka tak perlu terlalu khawatir dengan berbagai kemungkinan respon yang akan muncul. Toh ini hanya sebuah dunia maya di mana setiap orang bebas mengidentifikasi dirinya sebagai apa dan siapa. Sebuah kondisi yang memprihatinkan. Hal ini benar-benar terjadi pada sebagian besar para peselancar di dunia maya. Mereka terjebak pada hiruk pikuk semu dengan mengabaikan kehangatan dan keramahan yang jelas-jelas di hadapannya. Mari seimbangkan dan jaga hubungan sosial kita di dunia yang lebih riil dari sekedar dunia maya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline