Lihat ke Halaman Asli

Isti

https://zonapsiko.wordpress.com

Gubernur Tandingan Mencontoh DPR Tandingan

Diperbarui: 17 Juni 2015   16:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gubernur tandingan! Heu heu... Aya-aya wae. Setelah kisruh DPR tandingan, ramalan banyak orang pun terbukti bahwa akan muncul tandingan-tandingan lainnya. Setelah ini, masih terbuka lebar kemungkinan akan muncul tandingan berikutnya.


Tentu GMJ (Gerakan Masyarakat Jakarta) beserta puluhan ormas lainnya termasuk FPI, belajar dari mereka, para wakil rakyat di DPR tandingan, meski akhirnya bubar setelah KMP (Koalisi Merah Putih) dan KIH (Koalisi Indonesia Hebat) berdamai. Gonjang-ganjing DPR tandingan yang kemudian otomatis bubar setelah dua kubu berdamai, sungguh menggelikan. Negeri ini seolah mereka yang ngatur sendiri, kalau cocok damai dan kalau nggak, musuhan terus.


Lalu apa sikap pemerintah dengan fenomena "tandingan" ini? Akankah Gubernur tandingan beserta "jajarannya" akan membubarkan diri? Dilihat dari sisi emosionalitas sebagai dasar pendirian Gubernur tandingan ini, besar kemungkinan, ia akan bubar entah dipaksa atau dengan sendirinya. Lagipula apa coba dasar hukumnya? Kalau maksa juga, mari kita lihat apa mereka mampu mensejahterakan warga Jakarta sesuai dengan cita-citanya, (warga yang mana juga? Warga tandingan atau yang pro gubernur tandingan)? Blusukan pertama saja sudah dibatalkan toh?


Negeri ini makin aneh. Semua serba dibuat tandingannya, main kubu-kubuan. Pemerintah tak lagi memiliki wibawa di mata rakyat. Hukum yang ada lemah, tidak cukup mampu memenuhi rasa keadilan dan keterjaminan rasa aman dan damai hidup rakyat.


Apa sih yang dimau mereka yang mengaku "dipercaya" rakyat? Tau nggak, rakyat kebanyakan sudah pusing dengan hidup mereka yang makin susah akibat kenaikan BBM.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline