Lihat ke Halaman Asli

Sang Pejalan

Hamba Tuhan

Contoh Teks Eksposisi Tema Lingkungan

Diperbarui: 8 November 2023   08:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Murid SMP Bahtera dalam agenda Bersih-bersih Bandung Serempak

Menciptakan Generasi Tanggap Lingkungan

TESIS

Peristiwa banjir dan tanah longsor yang terjadi di negeri ini sepanjang tahun 2020 mengindikasikan masalah kerusakan lingkungan alam yang serius. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada 2.415 kejadian bencana alam maupun nonalam di Indonesia sejak 1 Januari sampai 1 November 2020. Banjir merupakan bencana yang paling sering terjadi yakni 871 kali. Beberapa kerusakan lingkungan disinyalir disebabkan oleh faktor perilaku manusia yang kurang menjaga lingkungannya. Hal ini terlihat dari aktivitas sebagian masyarakat yang masih membuang sampah ke sungai hingga mencemarinya, pengalihfungsian daerah resapan air menjadi pemukiman, bahkan eksploitasi hutan secara besar-besaran. Akibatnya, terjadi ketidakseimbangan ekosistem alam yang berdampak pada kerusakan lingkungan. 

RANGKAIAN ARGUMEN

Perlu upaya konkret dan sistematis dalam menyelesaikan masalah kerusakan lingkungan tersebut. Kerusakan lingkungan akan terus terjadi apabila tidak tumbuh kesadaran tanggap lingkungan dalam diri masyarakat. Menurut KBBI (2008:344), tanggap dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menerima dengan pancaindra dan memberikan reaksi terhadapnya. Dalam proses memelihara lingkungan alam dari kerusakan, sikap inilah yang penting untuk dibentuk sejak dini yang salah satunya melalui proses pendidikan di lingkungan sekolah.

Namun kenyataannya, meskipun telah diberlakukan sistem Pembelajaran Pengayaan Pendidikan Lingkungan Hidup sebagai kurikulum muatan lokal sesuai Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2007, dampaknya belum begitu terasa. Karakter yang dimiliki oleh peserta didik belum mencerminkan perilaku tanggap lingkungan yang diharapkan. Membuang sampah sembarangan misalnya, seperti hal yang lumrah dilakukan. Padahal, siswa diharapkan dapat mengimplementasikan ilmu tersebut dalam kehidupan yang berimbas pada perbaikan lingkungan hidup. 

Upaya konkret sebagai jawaban dari tantangan tersebut, yaitu sekolah bisa mengadakan suatu ekstrakurikuler yang berbasis lingkungan. Dalam hal ini suatu kegiatan di luar jam pelajaran di kelas yang dikemas secara kreatif sehingga menarik minat siswa untuk mengikutinya. Pengemasan kegiatan tak hanya menanamkan pemahaman berupa materi yang berhubungan dengan lingkungan, tapi siswa secara aktif mempraktikannya di lingkungan sekolah dan masyarakat. Hal ini bertujuan agar dalam diri siswa tercipta sikap tanggap terhadap masalah lingkungan sekitar serta berupaya untuk memberikan kontribusi. 

Materi dalam kegiatan ekstrakurikuler berbasis lingkungan ini bisa disesuaikan dengan kebutuhan dari lingkungan tempat siswa tinggal. Implikasinya, apabila siswa yang tinggal di daerah rawan banjir, maka materi yang diberikan tentang masalah banjir, penyebab dan penanggulangannya. 

Pemberian materi tersebut ditindaklanjuti dengan praktik langsung seperti membuat lubang biopori yang bermanfaat untuk memperluas daerah resapan air. Siswa pun bisa langsung mempraktikannya di lingkungan tempat tinggalnya. Untuk siswa yang tinggal di kawasan yang masih kurang peduli terhadap sampah, materi kegiatan bisa berupa pemanfaatan sampah sehingga berdaya guna. Misalnya materi tentang bagaimana pemilahan sampah organik dan anorganik, mengubah sampah organik menjadi pupuk kompos, serta bagaimana memanfaatkan sampah anorganik menjadi suatu kerajinan tangan yang bermanfaat. Melalui pemilihan materi tersebut, siswa bisa berkontribusi langsung untuk meminimalisir masalah kerusakan lingkungan sekolah maupun tempat tinggalnya. 

PENEGASAN ULANG

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline