>nyesek…
Rasanya mencinta pada bayangan itu nyesek banget
Sampai sulit bergerak, susah bernafas
Seperti dalam ruangan yang gelap pekat
Sampai bayangan diri sendiripun enggan mengikuti
*
~de..kenapa sih, kamu selalu bilang begitu
Aku ini ada….aku hadir
Baiklah jika kamu menganggap aku hanya bayangan
Tapi setidaknya aku memiliki jiwa juga rasa
Meski tanpa badan
*
>sulitnya menyusun aksara
Merangkainya menjadi kita
Apa memang sebenarnya kita itu tak pernah ada
*
~kamu mulai pesimis tentang kita
Kamu hanya perlu merubah cara pandang
cara pandang tentang kita
*
>itu karena kamu nggak pernah merasakan apa yang aku rasa
Nggak pernah merindu seperti merindu sendiri
*
~kamu salah de…kamu nggak sendiri
*
>aku mulai gila
Sering meneteskan air mata karenamu
Mengisi waktu hanya dengan menghitung detak jarum jam
Kenapa mencinta begitu menyakitkan
*
~kamu begitu senang memperumit masalah
Merepotkan diri sendiri dengan menyangkal rasa
De….aku sayang kamu
*
>Ka....sudah jam lima, pulanglah….
Jangan biarkan Ara cemas menunggumu dirumah
Hati-hati di jalan
Jangan lupa clear log semua percakapan kita
*
~baiklah…aku siap-siap pulang
Tunggu sampai aku menghubungi kamu
*
>iya, aku tau
Aku tau apa yang harus aku lakukan setelah pukul lima sore
Menunggu….dan akan selalu menunggu
walau aku tau akhir dari kita
Mungkin karena aku percaya dengan janjimu
Seperti pagi yang menjanjikan mentari
Entahlah….
Apakah ini cinta atau dungu???
karena hanya bisa menunggu
&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&
Semarang Coret, 28122012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H