Lihat ke Halaman Asli

Jejak Rindu dalam Secangkir Kopi

Diperbarui: 24 Juni 2015   20:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pagi masih saja sama

Langitku tak begitu luas terdiam

Memijak tanah yang dingin karena embun

Aku yang mulai membantah lelah

Lalu berusaha melawan marah

Karena langkah semakin tak berarah

*

Laguku tak lagi berirama

Terselip perih dalam setiap liriknya

Dengan nada yang kemudian menghilang

Bersaing dengan jerit kesakitan

Lalu bersembunyi dari mata yang mulai memerah

Saat rasa yang terlampir mulai terlempar

*

Kopiku tak lagi nikmat

Tak kurasa orgasme dalam setiap tegukannya

Hanya menyisakan pertanyaan tentang arti kerinduan

Tanpamu semua ambyar….kopiku hambar

Aku mulai menggila rindu kopi tubrukku

Merindu kamu…..rindu kamu Mas

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Semarang Coret, 05122012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline