Lihat ke Halaman Asli

Peran IPS dalam Membangun Identitas Bangsa di Era Digital

Diperbarui: 21 Desember 2024   08:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Identitas bangsa merupakan landasan penting bagi kelangsungan hidup suatu negara di masa depan. Hal ini mencakup nilai-nilai luhur, budaya, sejarah, dan karakter yang diwariskan dari generasi ke generasi. Di era digital ini, kemudahan akses informasi dan konektivitas global berdampak besar pada pembentukan identitas, termasuk identitas bangsa. Meskipun kita dihadapkan pada keragaman budaya dunia, namun kita juga berisiko kehilangan akar budaya kita sendiri. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan studi social yang memadukan ilmu sosial dan humaniora untuk meningkatkan kompetensi kewarganegaraan. Secara umum tujuan dibelajarkannya IPS yaitu untuk membekali siswa dalam kemampuan memecahkan masalah dan menyesuaikan diri dalam kehidupan bermasyarakat maupun bernegara. Dalam hal ini, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) memiliki peranan yang penting untuk memberikan pemahaman dalam membangun dan memperkuat identitas bangsa di tengah arus globalisasi dan digitalisasi.  Melalui pembelajaran yang relevan dan kontekstual, IPS dapat membekali generasi muda dengan pemahaman mendalam tentang sejarah, budaya, dan nilai-nilai bangsa, sekaligus membekali mereka dengan literasi digital untuk menghadapi tantangan zaman. Artikel ini akan membahas secara mendalam bagaimana IPS berperan dalam membangun dan mempertahankan identitas bangsa di era digital, serta strategi implementasinya dalam pembelajaran.

            Berikut ini merupakan beberapa isi dari peran IPS dalam membangun identitas bangsa di era digital, yaitu:

1. Tantangan identitas bangsa di era digital

Era digital telah membawa perubahan mendasar dalam cara kita berinteraksi, menerima informasi, dan bahkan membentuk identitas bangsa. Identitas bangsa atau identitas nasional merupakan karakter atau jati diri yang bertaut dengan suatu negara yang dapat digunakan sebagai pembeda dengan negara lain. Identitas nasional berisi nilai-nilai budaya yang sangat konvensional dalam mempertahankan kelangsungan hidup dan masa depan suatu negara. Setiap bangsa memiliki identitasnya masing-masing sesuai dengan jati diri dan karakter yang dimiliki bangsa tersebut yang juga dapat menjadi suatu ciri khas dan bisa membedakan dengan identitas bangsa lain. Identitas nasional suatu bangsa sangat erat kaitannya dengan budaya ataupun kebiasaan adat istiadat dalam masyarakat. Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa menjaga dan mempertahankan identitas nasional sangatlah penting. Karena seiring dengan berkembangnya zaman identitas nasional akan semakin pudar dan terkikis. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya:

  • Pengaruh arus globalisasi dan teknologi

Penggunaan media sosial dan pengaruh budaya asing menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan modern. Kebudayaan asing yang saat ini dapat dengan mudahnya masuk dan secara tidak langsung akan sangat mempengaruhi eksistensi nilai-nilai budaya yang sudah kita miliki sebagai suatu identitas nasional. Perkembangan teknologi dan arus digitalisasi sudah berkembang dengan sangat pesat, sehingga menuntut masyarakat untuk menguasai kemampuan-kemampuan tertentu agar terus dapat mengikuti arus dan tidak tertinggal.

Generasi muda merupakan aset yang sangat berharga bagi bangsa. Merekalah yang nantinya akan melanjutkan perjuangan serta berperan besar pada masa depan Bangsa Indonesia. Namun, pada kenyataannya  generasi muda lah yang cenderung lebih tertarik pada tren, gaya hidup, dan nilai-nilai yang dipromosikan oleh budaya populer global, seperti K-Pop, film Hollywood, atau tren fashion dari barat. Contohnya seperti pengaruh pada pakaian tradisional, penggunaan pakaian seperti kebaya yang dimodifikasi dengan model pakaian bangsa lain, padahal kebaya sudah menjadi identitas bangsa yang memiliki karakteristik khusus dan tidak perlu untuk dimodifikasikan, karena apabila dimodifikasi bisa menghilangkan ciri khas dan identitas bangsa nya. Jadi dengan adanya arus globalisasi yang tak terbendung melalui internet dan media sosial juga telah membuka pintu bagi pertukaran budaya yang luas dan memungkinkan wawasan yang komprehensif, tetapi juga menimbulkan tantangan dalam mempertahankan identitas nasional.

Selain itu, globalisasi juga mendorong konsumerisme dan preferensi terhadap produk dari luar. Iklan dan pemasaran global seringkali menampilkan produk-produk asing sebagai simbol status dan modernitas. Hal ini dapat menciptakan persepsi bahwa produk lokal kurang berkualitas atau kurang bergengsi, karena produk impor dan investasi asing semakin banyak beredar di Indonesia dan dapat mengurangi rasa bangga dan cinta terhadap produk lokal atau dalam negeri. Akibatnya, masyarakat cenderung memilih produk impor yang pada akhirnya dapat memperburuk industri lokal dan identitas ekonomi bangsa. Contohnya seperti, orang lebih  cenderung memilih merek pakaian atau makanan cepat saji dari luar negeri dari pada produk UMKM lokal.

Arus globalisasi dan informasi yang deras juga dapat menyebabkan pergeseran nilai-nilai kehidupan sosial. Karena dengan globalisasi memicu munculnya sikap individualisme, hedonisme, dan materialisme yang akan mengikis rasa persatuan dan kesatuan bangsa seperti gotong royong, musyawarah, dan sopan santun yang dulunya dijunjung tinggi dalam masyarakat Indonesia. Contohnya seperti, interaksi sosial yang semakin individualistis di media sosial, berkurangnya partisipasi dalam kegiatan masyarakat, atau perubahan gaya berpakaian dan berperilaku yang tidak sesuai dengan standar kesopanan lokal.

  • Gangguan dan Informasi Hoax

Di era digital ini, penyebaran informasi yang salah atau hoax melalui platform digital seperti media sosial merupakan ancaman serius bagi persatuan dan kesatuan bangsa. Penyebaran informasi yang salah tentang hal-hal sensitif seperti agama, ras, dan etnis dapat dengan cepat menyebar dan menimbulkan kebencian dan permusuhan antar kelompok, yang dapat menyebabkan konflik sosial, polarisasi, dan disintegrasi bangsa. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk meningkatkan literasi digital agar tidak termakan berita hoax.

2. Peran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dalam menghadapi tantangan di era digital

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) memiliki peran penting dalam membekali generasi muda untuk menghadapi tantangan di era digital. Para pendidik berupaya untuk memberikan bekal kepada peserta didik untuk menjadikan peserta didik manusia yang seutuhnya. Hal ini selaras tujuan pendidikan Indonesia yang termaktub dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional yaitu "pendidikan nasional berfungsi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, sehat, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab" (KEMENDIKBUD). Jadi IPS disini membekali dengan memberikan landasan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk beradaptasi dan berkontribusi secara positif di tengah arus informasi dan digitalisasi yang deras, perubahan sosial yang cepat, dan kompleksitas masalah global. Berikut beberapa peran penting IPS dalam menghadapi tantangan di era digital:

  • Membangun literasi digital yang kritis

           Pada era serba digital ini, tentumya kita harus bisa membangun literasi digital yang kritis. Oleh karena itu cara pengajaran guru harus dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan zaman dan disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik di era globalisasi ini. Pengajaran IPS harus bertransformasi untuk dapat mempersiapkan siswa dalam menghadapi era perubahan zaman, pengajaran IPS bukan hanya tataran konseptual atau teoritis tetapi yang terpenting adalah implementasi dari pendidikan IPS menjadi pedoman bagi siswa untuk dapat memahami kehidupan sosial sehingga dapat memecahkan persoalan yang terjadi di masyarakat.

            Dengan adanya pembelajaran IPS guru dapat mengajarkan kepada peserta didik untuk lebih meningkatkan literasi digital sehingga siswa tersebut bisa mengkritisi dan membedakan antara hal-hal potitif dan negatif dari hasil literasi digitalnya. Hal ini mencakup kemampuan untuk mengevaluasi sumber informasi. Pembelajaran ini bias menggunakan model pembelajaran problem based learning atau pembelajaran berbasis masalah. Jadi siswa diajarkan untuk melakukan pengecekan kembali terhadap informasi ataupun berita yang sedang beredar dengan memastikan sumber datanya, sehingga mereka dilatih untuk tidak mudah percaya pada informasi yang beredar di media sosial atau internet tanpa melakukan pengecekan ulang. Selain itu peserta didik juga harus memahami tentang implikasi sosial dari teknologi. Jadi teknologi digital juga dapat mempengaruhi nilai-nilai sosial seperti interaksi sosial, budaya, dan lain sebagainya. Selain itu guru dan siswa juga harus bertanggung jawab atas penggunaan teknologi. Jadi IPS ini harus menekankan pentingnya etika dalam penggunaan teknologi digital. Karena dengan penggunaan yang baik dan bijak maka akan menghasilkan dampak positif seperti memperdalam pengetahuan dan lain sebagainya, pun sebaliknya apabila digunakan dengan kurang baik maka hasilnya akan negatif.

  • Memperkuat Pemahaman Multikulturalisme dan Toleransi

                Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak suku, ras dan agama. Kondisi sosial masyarakat indonesia akan damai dengan pemahaman saling menghargai dan membangun toleransi di tengah kemajemukan yang ada dalam masyarakat. Pembelajaran IPS di anggap penting dalam mengkosntruksi karakter siswa dalam mempersiapkan diri untuk menjadi warga atau masyarakat yang memiliki karakter yang baik dan mampu menyesuiakan dengan konteks sosial di mana dia berada. Dengan penanaman karakter sebagai mahluk sosial siswa mampu memahami keanekaragaman yang ada dalam masyarakat Indonesia yang di sebut sebagai masyarakat multikultural. Masyarakat multikultural yang begitu kompleks dapat memicu terjadinya pepercahan atau konflik di antara indivudu dengan individu bahkan kelompok dengan kelompok atau antara golongan yang satu dengan golongan yang lain. Tapi karena hakikatnya sebagai mahluk sosial manusia tidak bisa hidup tampa adanya manusia lain, maka dengan itu manusia hidup berdampingan dengan manusia lain yang memilik berbagai perbedaan. IPS juga dapat membantu siswa memahami dan menghargai keberagaman budaya, etnis, agama. Maka dalam hal ini IPS membekali siswa untuk berkomunikasi secara efektif dengan orang dari latar belakang yang berbeda seperti suku, ras ataupun agama dan menyelesaikan konflik secara damai serta menumbuhkan sikap saling menghormati dan menghargai perbedaan.

3. Strategi Implementasi dalam Pembelajaran IPS di era digital

        Ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami perkembangan yang sangat pesat di era yang serba digital ini. Pendidikan menjadi salah satu aspek yang turut mengalami pembaharuan dari masa ke masa dengan tujuan meningkatkan mutu atau kualitas pendidikan di setiap jenjang dan disesuaikan dengan berdasar pada kebutuhan siswa dan perkembangan zaman. Strategi pembelajaran dalam pelajaran IPS diperlukan agar peserta didik tidak merasa bosan, dan jenuh saat belajar IPS. Berikut ini terdapat beberapa strategi dalam pembelajaran IPS diantaranya yaitu:

  • Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI)

Dimana dalam pembelajaran ini menekankan pada proses berpikir yang kritis dan analitis dalam mencari atau menemukan penyelesaian dari suatu masalah.

  • Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM)

Pembelajaran ini mengutamakan proses belajar peserta didik, sehingga guru terfokus untuk membantu peserta didik dalam mencapai keterampilan pengarahan diri.

  • Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB)

Pembelajaran menekankan pada kemampuan berpikir kritis siswa, dimana siswa dibimbing untuk menemukan sendiri konsep yang harus dikuasai melalui proses dialog yang terus menerus memanfaatkan pengalaman siswa.

  • Strategi Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning -TCL)

Pembelajaran yang menerapkan strategi kontekstual. Dengan strategi ini kelas berfungsi sebagai tempat berdiskusi hasil penemuan lapangan.

  • Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK)

Pembelajaran yang menggunakan sistem kerja/belajar kelompok yang terstruktur. Kelompok dalam konteks pembelajaran dapat diartikan sebagai kumpulan dua orang individu atau lebih yang memiliki ketergantungan secara positif dalam mencapai tujuan bersama.

      Selain itu, Strategi Implementasi dalam Pembelajaran IPS di era digital Guru atau pengajar pada pelajaran IPS juga sudah seharusnya menggunakan media penyampaian materi yang kreatif dan variatif, sehingga tidak membuat siswa merasa bosan dalam pembelajaran. Berikut merupakan beberapa strategi media penyampaian materi yang dapat diterapkan dalam implementasi pembelajaran IPS dengan menggunakan teknologi dalam pembelajaran, yaitu:

  • Media Visual

Pada media visual ini, yang lebih ditekankan atau difokuskan adalah indera penglihatan. Media visual juga terbagi atas dua jenis, yakni media project visual dan non-project visual.

  • Media Audio

Media audio hanya berupa pesan yang dapat didengar oleh indera pendengaran dan bertujuan merangsang pikiran dan kemampuan peserta didik dalam mempelajari materi ajar. Media audio ini biasa digunakan pada materi ajar dengan kompetensi mendengarkan.

  • Media Audio Visual

Media audio visual merupakan perpaduan dari media audio (pendengaran) dan visual (penglihatan). Media ini memiliki kelebihan seperti menjadi sarana yang menyenangkan dan dapat menggantikan peran tenaga pendidik dalam beberapa hal, seperti contoh: media pembelajaran berupa video materi tentang kondisi alam dan tenaga pendidik disini dapat berperan sebagai fasilitator.

            Dalam perkembangannya media digital sangat memberikan pengaruh pada sistem pendidikan dan pembelajaran. Terlihat jelas bahwa media digital atau media internet memiliki potensi untuk memfasilitasi pembelajaran dengan cara-cara yang sebelumnya tidak terbayangkan. Dalam metode penyampaiannya pembelajaran IPS dapat memanfaatkan media digital agar peserta didik tertarik untuk belajar dan mudah dalam memahami materinya. Contohnya seperti guru atau pengajar dapat memanfaatkan powerpoint atau membuat video pembelajaran saat penyampaian materi. Selain itu, penggunaan aplikasi seperti canva, capcut, dan sebagainya dapat dimanfaatkan dalam penugasan kelompok atau individu terkait pembuatan video pembelajaran singkat ataupun membuat infografis. Dalam hal menguji dan mengasah pengetahuan peserta didik atau dalam melakukan kuis, guru atau pengajar dapat mengimplementasikannya lewat aplikasi seperti Google form, Kahoot, Quizizz, Wordwall, Quizlet, dan lainnya. Pengintegrasian teknologi digital dalam pembelajaran membuat proses pembelajaran tentu lebih menarik, kreatif dan sumber informasi dapat didapat menjadi lebih banyak. Dalam beberapa hasil penelitian pun menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan saat memanfaatkan media digital dalam pembelajaran IPS.  Seperti saat ini peserta didik dapat mengakses berbagai informasi apapun, kapanpun dan dimanapun dibutuhkan, dalam hal ini media digital menggunakan perangkat yang terhubung kepada jaringan internet. Oleh karena itu, peserta didik diharapkan agar lebih cermat dalam mencari informasi yang berkualitas dari berbagai bersumber media digital.

            Secara keseluruhan bahwa perkembangan media digital sangat berpengaruh dalam kehidupan terutama dalam bidang pendidikan. Salah satu contohnya yaitu identitas nasional. Identitas nasional menghadapi banyak tantangan di era digital, yang ditandai dengan globalisasi dan arus informasi yang cepat. Beberapa ancaman yang dapat merusak identitas negara antara lain pengaruh budaya asing melalui media sosial, konsumerisme terhadap produk asing, pergeseran nilai-nilai sosial, serta gangguan dan hoaks. Namun, di tengah kesulitan-kesulitan ini, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) memainkan peran penting dalam pembentukan dan penguatan identitas bangsa di era digital. Maka dari itu, IPS tidak hanya mengajarkan sejarah, geografi, ekonomi, dan sosiologi, tetapi juga memberikan nilai-nilai dan keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan digital termasuk literasi digital yang kritis, pemahaman tentang multikulturalisme dan toleransi, kemampuan berpikir kritis dan memecahkan masalah , serta kesiapan untuk berpartisipasi aktif dalam masyarakat digital.

            Di era teknologi saat ini, peran IPS sangat penting dalam membangun identitas bangsa. IPS bukan sekadar mata pelajaran hafalan, melainkan wahana untuk membentuk generasi muda yang cerdas, kritis, toleran, dan berwawasan global, namun tetap diwajibkan pada nilai-nilai luhur bangsa. Dengan pembelajaran IPS yang inovatif dan relevan, kita dapat mempersiapkan generasi penerus bangsa untuk menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang di era digital dengan baik dan bijak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline