Lihat ke Halaman Asli

Aku dan Picik

Diperbarui: 24 Juni 2015   05:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Gemercik air langit tak henti iringi pergantian detik

Menemani aku yang berjibaku dengan akal picik

Meronce rantai rencana yang kuselidik

Tersenyum kubayangkan rencanaku yang begitu menggelitik

.

Lazuardi semakin muram

Aku terhenyakdalam suasanayang temaram

Si picik kuasai khayalku yang kian kelam

Semangat picik tak kunjung padam

.

Tingginya tahta sudah terlalu membayang

Tak sabar rasanya tuk segera kugenggam

Aku dan picik siap tuk menyerang

Pesaingku, rencanaku siap mengekang

.

Nyatanya pesaing sudah dahului menghadang

Aku dan picik kini lari tunggang langgang

Hindari bui-bui politikus menerkam

Aku dan picik kini tenggelam

.

Manuran, 16112013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline