Lihat ke Halaman Asli

Satu Jiwa Itu Ibunda

Diperbarui: 24 Juni 2015   05:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Satu jiwa, kurasa begitu buncahkan bangga
Satu jiwa, mampu bertahan dalam segala laga
Satu jiwa, menggenggam ubah peradaban
Satu jiwa, tangguh, menentramkan
.
Tapaki jalan hidup yang terjal dan berduri
Melangkah terpayungi teriknya mentari
Berbanjirkan peluh melintasi waktu
Bunuh lelah demi satu tertuju
.
Seulas senyum bahagia
Celoteh canda tawa
Peluk cium sang ananda
Bunuh lelah menjadi tenaga
.
Satu jiwa, genggam tanganku kala gundah
Satu jiwa, rengkuh bangkitku kala hilang arah
Satu jiwa, lembut memanggilku ananda
Satu jiwa penuh cinta itulah ibunda

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline