Buku-buku fiksi seringkali dipandang sebelah mata gara-gara ceritanya yang dianggap cuma berisi khayalan. Padahal, buat para pecinta novel dan buku-buku jenis ini, justru penggambaran dan imajinasi sang pengarang itulah yang jadi poin asik dari buku-buku fiksi.
"Penting nya novel justru karena dia tulisan individual, tulisan personal dan itu menjadi penting karena hidup itu tidak sesederhana pengetahuan, sesederhana ilmu pengetahuan, sesederhana sains gitu loh! Hidup itu rumit.
Setiap orang mempersepsinya melalui pengalaman nya pribadi. Maka, semakin kita membaca novel, sebenarnya kita semakin masuk ke dalam aneka bentuk kehidupan yang sebetulnya pelik itu penting gitu ya.
Dengan cara itu empati kita terhadap kemanusiaan itu ditumbuhkan dan diperdalam, itu pentingnya membaca novel, itu bukan hanya klangenan hiburan gitu kan ya. Sama sekali tidak gitu".
Ungkap Prof. Dr. Ignatius Bambang Sugiarto, seorang guru besar Fakultas Filsafat, yang dikenal sebagai ahli di bidang filsafat kebudayaan dan paradigma postmodernisme, Yang masih sangat suka membaca Novel fiksi. Melalui laman Media Sosialnya.
Di balik itu ternyata membaca novel fiksi memberikan manfaat tak terduga.
Ternyata, membaca novel fiksi bisa jadi salah satu cara paling efektif untuk menumbuhkan empati. Menurut hasil penelitian psikolog Raymond Mar mengungkapkan bahwa membayangkan cerita dalam novel fiksi akan mengaktifkan wilayah otak yang bertugas untuk memahami orang lain.
Selain itu, novel fiksi juga membuat kita bisa membuka pemikiran dengan memandang dunia dari sisi lain.
Meskipun novel fiksi bukan berisi pengetahuan atau semacamnya, alur cerita dan kejutan di dalam plotnya bisa memicu kita menjadi lebih open minded. Ini karena kita tidak akan takut dengan hal-hal baru, orang baru, dan budaya baru seperti yang digambarkan dalam novel.
Membaca novel fiksi bisa meningkatkan memori. Hal ini dikarenakan cerita yang terekam oleh otak kita bisa menjadi terapi agar otak lebih kebal dengan penurunan daya ingat dan penyakit alzheimer. Fakta ini diungkapkan oleh National Academy of Sciences yang mengatakan bahwa pembaca novel rutin memiliki daya ingat lebih kuat 32% dibanding mereka yang tidak suka baca.