Mendengar kata pesantren, pasti yang terintas di benak kita adalah sebuah lembaga pendidikan yang islami, memiliki misi dan visi menciptakan genrasi yang berahlak mulia.
Namun, baru-baru ini tersiar kabar tentang berbagai penyimpangan di dalam lembaga pendidikan berbasis agama tersebut. Sehingga kekaguman akan lembaga tersebut sirna seketika. Meski demikian, animo masyarakat terhadap lembaga pendidikan pondok pesantren tetap tinggi, citra pesantren tidak turun. Sebab, mayarakat tahu persis yang busuk adalah oknum ustadz bukan lembaga pondok pesantrennya.
Ini adalah pelajaran yang sangat penting agar masyarakat tidak sembarangan dalam memilih guru, terutama guru agama. Masyarakat harus selektif dalam memilih bakal calon guru panutan untuk anak-anaknya nanti. Sehingga anak-anaknya bisa mendapatkan ilmu dan wawasan yang tepat, serta mendapat bimbingan yang lurus oleh sang guru.
Untuk tahun ajaran baru mendatang. Masih banyak waktu untuk mencari dan memilih pondok pesantren lebih selektif lagi.
Pertama, pastikan pondok pesantren dibimbing oleh ustadz dan kiayi yang jelas sanad keilmuannya. Sanad adalah ketersambungan ilmu antara guru dan murid. Dengan sanad ilmu yang dipelajari dapat dipertanggungjawabkan. Karena ilmu yang diperoleh santri adalah ilmu yang diperoleh dari gurunya. Karena itulah memilih pesantren dengan guru dan kiayai yang sanadnya jelas sangatlah penting.
Kedua, pesantren seharusnya memiliki hubungan baik dan terbuka dengan masyarakat sekitarnya. Hindari memilih pesantren yang tidak jelas latar belakangnya, apalagi tertutup dari lingkungan sekitar. Pesantren seyogyanya selalu menjunjung tinggi nilai-nilai Islam, termasuk dalam bersosialisasi. Islam tidak mengajarkan sikap tertutup. Banyak pesantren yang sangat luwes dalam bergaul dengan masyarakat sekitarnya.
Ketiga, terdapat pemisahan santri putra dan putri. Pemisahan antara santri putra dan putri sangatlah penting karena mereka sedang masa pubertas di mana rasa ketertarikan kepada lawan jenis sedang tumbuh. Jika santri putra dan putri semakin jauh terpisah berarti semakin bagus, begitupun sebaliknya. Ini adalah ciri yang paling mudah untuk menilai bagus tidaknya suatu pesantren.
Keempat, lihat para alumninya. Biasanya pesantren-pesantren bagus akan menghasilkan lulusan yang bagus pula. Meskipun, hal ini tidak berlaku bagi semua lulusan pesantren tersebut. Namun bisa dibandingkan di antara lulusan-lulusannya. Bahkan jika perlu, tanyakan semua kegiatan dan pengajaran yang ada di pesantren kepada paraalumni yang dikenal.
Kelima, Pastikan untuk memahami dengan baik mengenai biaya dan keuangan yang diperlukan untuk menyekolahkan anak ke pesantren. Selain itu, pastikan bahwa biaya tersebut sebanding dengan manfaat dan kualitas pendidikan yang akan diterima oleh anak. Setiap pesantren memiliki biaya pendidikan yang berbeda-beda, tergantung pada sistem pendidikan, fasilitas, dan tenaga pendidikan.