Akara mentari senja memancarkan rona jingga di ufuk barat. Satu persatu daun yang mulai menguning berjatuhan tertiup angin.
Patahan ranting yang terpijak kaki berspatu flat shoes milik seorang gadis. Memecah kesunyian jalan setapak menuju rumah tua ujung jalan.
Rumah yang tidak kecil untuk di huni oleh dua orang wanita beda usia. Satu minggu sudah Tania dan Ibundanya pindah kerumah ini setelah enam bulan kepergian sang Ayah untuk selama-lamanya.
Ponsel Tania berdering sebelum ia tiba di teras depan rumah. "Halo Bund..." sapa gadis cantik dengan rambut terurai sebahu menjawab telepohenya.
"Sayang, sudah pulangkah?" Suara lembut sang Bunda di ujung telephone.
"Sudah Bund, baru aja. Bunda di mana?"
"Bunda sedang di rumah tante Rima, Nak... sepertinya tidak bisa pulang hujan deras sekali di sini. Kamu tidak apa di rumah sendiri?"
"Tapi... masa aku sendirian sih," jawabnya seraya melihat sekeliling teras.
"Kamu sudah mahasiswi loh! Sudah besar, besok pagi-pagi sekali Bunda pulang."
Tania menutup sambungan telphone dengan tarikan nafas dalam. Lalu membuka pintu dengan kunci yang selalu ia bawa di dalam tasnya.