Lihat ke Halaman Asli

neneng salbiah

Jika ada buku yang ingin kau baca, namun kau tak menemukannya, maka kaulah yang harus menulisnya!

Sepenggal Kisah yang Tertinggal

Diperbarui: 1 Maret 2024   16:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertemuan Pertama di sebuah warung saat hujan (sumber Fhoto Bing Image kreator digital. Ai)

 

Sepenggal Kisah yang Tertinggal

 

Tidak biasanya Aku seperti ini, 10 menit... 20 menit...hingga 30 menit... tak satu kalimat pun tergores, aku terus memandangi layar laptop yang masih bersih. Imajinasi yang biasanya menari-nari ingin segera di tuangkan dalam kalimat-kalimat indah. Kini raib entah kemana.

Berkali-kali aku menghela nafas dalam, otakku seakan buntu. Kenangan itu masih disini, sepenggal kisah yang masih tertingal. Di hati yang kian hari kian sepi.

Rinai gerimis kian deras membasahi bumi, seorang pemuda mengenakan kardigan cokelat dan celana dengan warna senada berlari menuju warung sisi jalan, hanya berpayungkan sebuah maap bersampul biru.

"Permisi. Bu... numpang berteduh," ucapnya.

"Mangga, Mas silahkan?" ucap si ibu empunya warung dari balik dagangannya.

Saat gerimis mulai reda, aku membayar cemilan dan minuman yang kumakan sejak tadi menunggu hujan. "Wah ndak ada kembaliannya, Neng," ucap si ibu. Aku mulai mencari uang receh di tasku.

"Sudah, Bu... sekalian sama punya saya saja, jadi berapa," ucap pemuda yang tadi numpang berteduh di warung yang sama denganku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline