Jujur, ketika saya pertama kali mendapat panggilan surat tugas dari Sekretaris Ditjen untuk mengikuti diklat pim, perasaan malas sudah menyelimuti perasaan, karena setumpuk tugas, kejenuhan mengikuti pendidikan, waktu yang padat pastinya akan selalu melingkupi hari-hari saya di asrama. Pada saat itu saya berharap bahwa Kepala Kantor saya akan melarang saya untuk mengikuti diklat tersebut, sebagaimana yang sudah pernah saya alami dahulu (sayangnya kepala kantor malah mendukung penuh hehe).
Lokasi yang dekat dengan rumah, serta ancaman dari Lembaga Administrasi Negara bahwa jika seorang pejabat struktural tidak mengikuti pelatihan ini, maka jabatannya akan dicabut (sebetulnya sudah pasrah sih),akhirnya saya memutuskan untuk mengikuti diklat ini.
Merenungkan kalimat fasilitator bahwa dalam setiap pendidikan itu ada 3 tipe yaitu tipe tawanan, tipe turis dan tipe pembelajar. Tipe tawanan adalah mereka yang melaksanakan pendidikan hanya untuk melaksanakan tugas sementara jiwanya ada dimana-mana (melayang-layang) baik di rumah ataupun di kantor.
Tipe turis adalah mereka yang datang ke kampus hanya ingin melarikan diri dari rutinitas kantor, ingin kumpul sama teman-teman, hura-hura, tidak berminat dan tidak semangat untuk mengikuti materi.
Tipe pembelajar adalah mereka yang datang ke tempat diklat dengan perasaan gembira dan akan mengikuti proses belajar dengan sempurna untuk meningkatkan kapasitas dirinya.
Jadi dimana saya berada? kasih tau gak yaaa....
Waktu pelaksanaan diklat selama 42 hari, memang sangat padat, hari-hari penuh diskusi, penuh tugas kelompok sebetulnya membuat jenuh, tapi karena memang sudah tugas yaa saya terpaksa saya jalani, dan ambil hikmahnya dengan menyerap ilmu-ilmu manajemen dan leadership dari para fasilitator yang luar biasa.
materi how to manage the others, merupakan nilai yang sangat berharga bagi saya pribadi untuk bekal memanage orang lain, karena ternyata menjadi manager sangatlah mudah karena kita tingggal melaksanakan SOP yang sudah ditentukan, tapi yang sangat sulit adalah bagaimana memanage anak buah. Ilmu kepemimpinan yang benar tidak akan didapatkan dengan begitu saja dari alam,tapi harus dipelajari, diasah dan dipraktekan.
Kita dapat amati bahwa banyak manager (pejabat sturuktural) yang pandai memanage tapi tidak pandai untuk memimpin. Menjadi seorang leader harus dapat menjadi teladan bagi anak buahnya, harus dapat memotivasi anak buah ketika mereka sedang kehilangan semangat, harus dapat mengayomi dan memberikan suasanakerja yang nyaman, dan banyak hal-hal kemanusiaan lain yang harus diberikan oleh seorang leader untuk anak buahnya.
Di Kementerian keuangan dimana nilai-nilai yang dicanangkan adalah Integritas, profesionalisme, Sinergi, Pelayanan dan Kesempurnaan, maka seorang leader harus paling duluan untuk melaksanakannilai-nilai ini. Memang idealis sih, tapi untuk mencapai sesuatu hal yang diimpikan yaitu menjadi seorang leader yang baik, ya ....memang harus begitu.
Kesimpulannya bahwa Diklat Pim itu sangat penting untuk pejabat struktural adalah karena dalam diklat ini, para peserta akan mendapatkan bekal yang cukup untuk menjadi leader yang baik, memecahkan masalah dengan baik, melakukan koordinasi, selalu bersinergi dengan unit-unit terkait untuk mencapai visi dan misi organisasinya masing-masing.