Covid-19 bukan lagi menjadi sesuatu hal yang asing untuk diperbincangkan. Hal ini karena pandemi Covid-19 merupakan krisis kesehatan yang kini tengah menjadi perhatian utama negara-negara di dunia. Termasuk Indonesia pun menjadi salah satu negara yang turut terdampak akan adanya virus tersebut. Tidak dipungkiri bahwa adanya Covid-19 telah membawa dampak dalam segala lini kehidupan, tidak terkecuali dalam bidang pendidikan. Berkaitan dengan hal ini, pemerintah telah berupaya sedemikian rupa salah satunya dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19 yaitu adannya pemberlakuan Social Distancing. Maka dari itu, pembelajaran tidak dapat dilakukan secara tatap muka atau dengan istilah lain dilakukan secara daring.
Dalam pelaksanaan pembelajaran secara daring muncul berbagai macam problematika di dalamnya. Sebagaimana yang disampaikan oleh salah seorang guru PAI di SMA PGRI Cicalengka (Bapak Moch. Alfi Ramadhani S.Pd.) dan guru PAI di SMAN 1 Cicalengka (Ibu Nur Aisyah Jamil S.Pd.I.) dalam wawancara secara daring pada (17/7/2021) bahwa di antara kendalanya yaitu kuota internet dan jaringan yang kurang stabil, motivasi semangat belajar siswa dengan bertambahnya hari semakin menurun, sarana dan prasarana yang belum mendukung secara sepenuhnya, juga peran orang tua yang belum optimal dalam membimbing pembelajaran di rumah terlebih mengingat banyak di antaranya yang bekerja. Walaupun demikian, hal ini tidak berarti pembelajaran berhenti begitu saja.
Menyikapi pembelajaran daring ini, guru sudah seharusnya melek terhadap perkembangan teknologi juga lebih kreatif lagi dalam menyajikan bahan ajar, media pembelajaran, metode dan teknik pembelajaran yang digunakan semenarik mungkin guna meningkatkan motivasi semangat belajar siswa. Di samping guru, pihak siswa pun dituntut untuk berpartisipasi aktif dan serius dalam setiap proses pembelajaran. Bosan dan kejenuhan yang dirasakan oleh setiap siswa itu hal yang wajar. Namun bukan berarati berleha-leha tanpa adanya proses pembelajaran. Justru pembelajaran daring ini sebagai ajang melatih kemandirian dan meningkatkan literasi digital siswa agar bersifat adaftif terhadap perkembangan teknologi yang ada.
Tidak hanya guru dan siswa, orang tua pun turut berperan penting dalam membangun semangat belajar siswa selama pandemi. Perannya yaitu sebagai guru dan motivator bagi anak-anaknya di rumah. Walaupun realitanya banyak hal yang dikeluhkan dari orang tua saat mendampingi anak-anaknya belajar di masa pandemi. Hal ini tidak berarti peran orang tua lepas atau acuh begitu saja. Bahkan jika disadari sebelum adanya pandemi pun orang tua telah memiliki peran dan pengaruh yang besar bagi anak-anaknya. Istilah orang tua merupakan guru pertama bagi anak itu adalah tepat sekali, terutama dalam meletakan dasar-dasar keagamaan. Selain itu, orang tua juga berperan penting dalam menanamkan pendidikan moral sebagai pembentuk karakter anak. Tidak dipungkiri dalam kesehariannya, bahwa seorang anak akan melihat figur orang tua untuk kemudian mereka jadikan sebagai pegangan dalam bertindak. Orang tua pun dapat memberikan dasar pendidikan sosial terhadap anaknya, mengingat keluarga sebagai miniatur lembaga sosial.
Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa meskipun dalam kondisi yang serba terbatas ini, pembelajaran daring dapat terlaksana dengan sukses dengan adanya kolaborasi antara guru, orang tua, dan siswanya itu sendiri. Berkaitan dengan hal tersebut, ini sejalan dengan KKN Tematik yang kini sedang gencar dilaksanakan oleh Mahasiswa UPI 2021, salah satunya Membangun Desa melalui Bidang Pendidikan. Dalam hal ini, Mahasiswa UPI mencoba untuk membantu pendampingan guru, orang tua, dan siswa dalam melaksanakan pembelajaran secara daring. Hal tersebut sebagai sebuah upaya yang dilakukan dalam menanggulangi dampak Covid-19 khususnya di bidang pendidikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H