Saat ini, produk-produk perawatan dan kecantikan menjadi kebutuhan yang permintaannya terus mengalami kenaikan. Indonesia merupakan salah satu pasar potensial produk kosmetik. Hal tersebut dibuktikan oleh data Kementerian Perindustrian (2016), dimana pertumbuhan pasar industri kosmetik rata-rata mencapai 9,67% per tahun dalam enam tahun terakhir yaitu tahun 2009 sampai tahun 2015 (sigmaresearch.co.id, 2017).
Meningkatnya pembelian akan produk perawatan dan kecantikan salah satunya disebabkan oleh perubahan gaya hidup. Saat ini, banyak influencer yang kerap kali mempromosikan dan memberikan penilaian terhadap produk perawatan dan kecantikan melalui sosial media yang mereka miliki.
Kerja sama dengan Influencer merupakan salah satu strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan produk tersebut agar dapat menarik minat target pembeli yaitu para pengikut influencer di media sosial seperti Instagram, YouTube, dan sebagainya.
Meningkatnya jumlah populasi penduduk usia muda atau generasi millenial menjadikan strategi tersebut berjalan dengan baik. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, influencer memiliki peran dalam peningkatan penjualan kosmetik, sekarang setiap orang bisa mempelajari bagaimana cara menggunakan produk kosmetik secara online. Salah satu media sosial yang digunakan adalah YouTube. Di YouTube sendiri sudah banyak sekali jumlah tutorial make up dengan jutaan penonton baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Fenomena tersebut menimbulkan adanya peluang bisnis yaitu make up organizer atau wadah untuk menyimpan make up. Keunikan dari make up organizer ini adalah adanya tempat yang bisa digunakan untuk gadget seperti smartphone atau tablet sebagai stand holder agar pengguna bisa sekaligus melihat video tutorial make up. Umumnya wanita memiliki lebih dari satu jenis produk perawatan dan kecantikan, sehingga organizer dibutuhkan agar produk dapat tertata rapih. Di Indonesia sendiri sudah banyak yang menjual make up organizer tetapi belum terdapat gadget stand holder di dalamnya.
Dalam mengembangkan produk masalah yang akan dihadapi adalah pencarian bahan dan pengrajin yang akan membuat produk. Bahan utama yang akan digunakan adalah akrilik. Berbeda seperti bahan kayu, bahan akrilik karena memiliki beberapa keunggulan diantaranya lebih berukuran kecil, transparan sehingga lebih terlihat modern, dan lebih mudah dibersihkan. Namun, pengrajin bahan akrilik jumlahnya tidak sebanyak pengrajin kayu sehingga akan sulit untuk menemukan pengrajin yang terbaik dari segi harga dan kualitas.
Sebelum melakukan implementasi bisnis, perlu dilakukan analisis BMC (Business Model Canvas) yang terdiri dari :
1. Customer Segments
Yang menjadi kelompok target konsumen adalah wanita dengan kategori usia remaja sampai dewasa terutama yang memiliki ketertarikan dengan dunia kosmetik. Untuk mendapatkan akses terhadap customer segment ini adalah dengan melihat pengikut dari media sosial para beauty gurus atau para influencer. Beberapa influencer terkenal di Indonesia seperti Tasya Farasya memiliki dua juta pengikut, Suhay Salim dengan sembilan ratus ribu pengikut, Stephanie Rose dengan dua ratus pengikut, dan sebagainya.
Pada tahun pertama dan kedua, kerjasama dapat dilakukan dengan influencer yang memiliki belasan ribu pengikut. Pada tahun ketiga dan keempat kerjasama dapat dilakukan dengan influencer yang memiliki ratusan ribu pengikut. Pada tahun kelima kerjasama dapat dilakukan dengan influencer yang memiliki jutaan pengikut.
2. Value Prepositions
Desain menjadi nilai produk ini dimana desain yang ada dapat memberikan kemudahan bagi konsumen untuk dapat melihat video bersamaan dengan pengaplikasian make up. Selain itu desainnya yang terbuat dari akrilik yang tembus pandang juga dapat mempercantik ruangan dan mempermudah konsumen untuk memilih produk yang akan digunakan. Pada tahun pertama produk tersedia hanya dalam satu pilihan yaitu akrilik saja, namun pada tahun selanjutnya akan dikembangkan pula berbagai pilihan sesuai dengan permintaan pasar seperti kayu atau pilihan dalam berbagai warna.
3. Channels
- Awareness
Dalam meningkatkan awareness pelanggan maka cara endorse dapat dilakukan. Pada tahap awal endorse terlebih dahulu dilakukan dengan influencer yang memiliki fee yang tidak terlalu besar mengingat masih terbatasnya biaya yang ada. Terdapat pula beberapa influencer yang tidak menetapkan tarif tetapi terdapat risiko bahwa produk yang dikirim tidak akan dipromosikan apabila mereka tidak menyukai produk tersebut.
- Evaluation
Kemudian dalam hal evaluation, proposisi nilai dapat diyakinkan melalui penilaian yang diberikan oleh influencer yang bekerja sama atau pelanggan sebelumnya yang sudah menerima dan menggunakan produk. Penilaian yang baik akan memberikan dampak bagi calon pelanggan agar semakin yakin untuk melakukan pembelian.
- Purchase
Pembelian dapat dilakukan secara online baik melalui line, whatsapp, instagram, shopee, tokopedia, dan bukalapak. Online chatting, media sosial, dan e-commerce tersebut dipilih karena banyak digunakan oleh target konsumen dan penggunaannya yang mudah dan fleksibel. Selain melalui akun media sosial dan e-commerce perusahaan, pada tahun ketiga pelanggan juga dapat membeli produk melalui website e-commerce kecantikan yang bekerjasama dengan perusahaan seperti Sociolla. Pada tahun keempat dan kelima, pelanggan dapat membeli produk secara offline melalui gerai Guardian, Watson, dan DanDan.
- Delivery
Pengiriman dapat dilakukan melalui berbagai jasa ekspedisi. Pembeli dapat memilih sendiri perusahaan ekspedisi, kecepatan, penggunaan asuransi, dan biaya ongkos kirim yang menjadi preferensi mereka masing-masing. Agar pengiriman dapat dilaksanakan tepat waktu dan tidak terjadi salah paham maka perlu secara tertulis dan jelas ditentukan jam terakhir pemesanan dan pemrosesan pengiriman setiap harinya. Selain itu, dipastikan pula bahwa produk terbungkus dengan aman agar pembeli dapat menerima produk dengan kondisi yang baik.
- After Sales
Apabila barang ditemukan rusak dan merupakan kesalahan penjual maka produk akan dikirimkan dengan yang baru tanpa biaya tambahan. Selain itu, apabila pelanggan memposting dan mempromosikan produk di media sosial, mereka akan mendapatkan potongan harga untuk pembelian selanjutnya.